Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Bangga Jakarta Keluar dari 10 Kota Termacet Dunia, Warga: Jangan Hanya Saat Pandemi

Kompas.com - 10/02/2021, 09:08 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Karyawan swasta yang setiap harinya menempuh jalur Depok-Sudirman ini merasa waktu tempuh saat pandemi lebih cepat 15-30 menit dibandingkan sebelum pandemi.

Namun, ia menilai kemacetan di Ibu Kota berkurang karena sebagian warga bekerja dari rumah atau work from home.

Baca juga: Jakarta Keluar dari Daftar Kota Termacet di Dunia, Apa Indikator Penilaiannya?

Jadi, keluarnya Jakarta dari 10 besar kota termacet di dunia tidak berhubungan langsung dengan kinerja Pemprov DKI.

Jika nantinya setelah situasi normal Jakarta tetap tidak macet, barulah ia merasa Pemprov DKI layak mendapat apresiasi.

"Konsistensi Pemprov meretas kemacetan Jakarta ini harus dinilai sampai pasca-pandemi nanti, dalam jangka panjang. Jangan sampai selepas pandemi nanti malah terjadi lonjakan titik kemacetan," katanya.

Benahi transportasi umum

Ridho menilai, untuk mengatasi kemacetan, Pemprov DKI harus terus berupaya agar masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

Oleh karena itu, transportasi umum yang ada di DKI Jakarta dan wilayah penyangganya, seperti Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL, harus dibuat nyaman, mudah diakses, dan terintergrasi.

Ridho saat ini masih memilih menggunakan sepeda motor karena transportasi umum belum sepenuhnya terintegrasi.

"Trayeknya belum ada yang sampai dekat banget ke rumah atau lokasi-lokasi tujuan gue. Jadi, masih harus nyambung-nyambung ojek online," katanya.

Saran serupa disampaikan Iwan Santoso (31). Karyawan swasta yang sehari-hari mengandalkan bus Transjakarta ini menilai transportasi umum adalah kunci untuk membenahi kemacetan di Jakarta.

Iwan menilai, transportasi umum di Jakarta dari tahun ke tahun terus membaik. Namun, ia berharap perbaikan tetap terus dilakukan.

Untuk bus Transjakarta, misalnya, ia berharap ada penambahan armada agar waktu tunggu tidak terlalu lama serta penumpang tidak terlalu padat.

"Apalagi di masa pandemi ini, bus harus ditambah supaya penumpang tidak berdesak-desakan sehingga tidak terjadi klaster baru," kata dia.

Iwan yang tiap harinya menaiki bus Transjakarta jurusan Ragunan-Monas mengaku kerap harus menunggu 10-15 menit di halte. Ini karena kapasitas bus juga dibatasi.

"Harusnya kalau bus ditambah di jam-jam sibuk, waktu tunggu bisa dipersingkat lagi," katanya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com