JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian warga Cipinang Melayu memilih bertahan di posko pengungsian kampus Universitas Borobudur meski banjir mulai surut pada Minggu (21/2/2021) siang.
"(Saya) baru satu hari di sini. Masih nunggu surut. Sekarang sudah mulai surutlah," kata Permadi, salah satu warga Cipinang Melayu yang memilih bertahan di posko pengungsian.
Baca juga: Cipinang Melayu yang Diklaim Anies Bebas Banjir dan Nyatanya Lagi-lagi Terbenam....
Permadi mengungsi bersama enam anggota keluarganya. Ia mengungsi karena inisiatifnya sendiri.
"Kemarin rumah sampai terendam 120 sentimeter," ucap warga RW 004/RT 006 itu.
Permadi menyebut, di posko pengungsian Universitas Borobudur, hanya ada satu kamar mandi.
Baca juga: Akibat Banjir di Bekasi, Seluruh Perjalanan KA dari Surabaya Tujuan Jakarta Hari Ini Dibatalkan
Pengungsi yang lain, Nana, mengatakan bahwa ia kesulitan air, terutama untuk mandi. Nana sudah dua hari tidak mandi.
Nana mengatakan, rumahnya masih terendam satu meter sehingga ia memilih bertahan di posko pengungsian.
"Sempat ketinggian air 3 meter, sekarang 1 meter," ucap dia.
Baca juga: Banjir di Cipinang Melayu Mulai Surut Pagi Ini, tapi Ketinggian Masih 1,5 Meter
Adapun banjir di Cipinang Melayu mulai surut pada Minggu siang. Beberapa warga terlihat mulai membersihkan sisa-sisa banjir.
Pada Sabtu (20/2/2021) malam pukul 19.30 WIB, ketinggian air di sejumlah titik di RW 04 Cipinang Melayu masih mencapai tiga meter.
"Terparah sekarang satu sampai tiga meter. Di RT 01, 02, 03, 04, 07," kata Sekretaris RW 004 Eko Aryanto saat dikonfirmasi, Sabtu malam.
Eko memaparkan, di RW 04 setidaknya 2.321 warga yang terdampak banjir. Dari jumlah tersebut, terdapat 179 orang lansia, 110 balita, dan 91 batita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.