JAKARTA, KOMPAS.com- Warna emas terlihat mendominasi bagian dalam kubah Masjid Istiqlal. Ukiran ayat kursi melingkari bagian dalam kubah. Di kalangan tamu asing, kubah itu dikenal sebagai Silaban Dome.
Friedrich Silaban, arsitek dari Masjid Istiqlal mendesain kubah masjid berbentuk setengah bola. Kubah Masjid Istiqlal memiliki diameter 45 meter dan melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia yaitu 1945.
Rahil Muhammad Hasbi dan Wibisono Bagus Nimpuno dalam artikel jurnal berjudul "Dalam Pengaruh Arsitektur Modern Pada Desain Masjid Istiqlal" menyebutkan Silaban tidak menghilangkan ciri khas arsitektur khas masjid Timur Tengah.
Baca juga: Friedrich Silaban, Seorang Nasrani yang Pelajari Wudu dan Shalat demi Rancang Masjid Istiqlal
Silaban mengubah kubah masjid menjadi hal baru dengan bentuk yang berbeda.
Ia menyajikan kubah masjid dengan bentuk yang sederhana tanpa ornamentasi di bagian luar masjid dan menyatu dengan bentuk bangunan yang modern.
Rahil dan Wibisino menuliskan, Silaban menggunakan aliran rasionalist dalam merancang kubah Masjid Istiqlal. Silaban menggabungkan bentuk kubah yang klasik dengan teknologi dan material yang baru.
Aliran rasionalist sendiri merupakan aliran arsitektur modern yang menggabungkan konsep-konsep dan pola-pola arsitektur klasik dengan metode konstruksi dari jaman revolusi industri.
Ojak Pasu, Bedriati, Bunari dalam jurnal berjudul "Biografi Friedrich Silaban Perancang Arsitektur Masjid Istiqlal" menuliskan, rancangan langit-langit kubah Masjid Istiqlal juga sebuah polyhedron yang hampir identik dengan rangka tulang kubah betonnya.
Silaban ingin menggunakan kesempatan merancang langit-langit kubah untuk mengoreksi geometri kubah yang ternyata tidak setengah bola sempurna.