Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Pandemi Covid-19: Bandara Soekarno-Hatta Sempat Tutup, tetapi Kasus Pertama Tetap Muncul

Kompas.com - 02/03/2021, 14:01 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 tak kunjung usai meski sudah satu tahun berlalu, sejak kali pertama virus itu muncul di Indonesia pada 2 Maret 2020, di Depok, Jawa Barat.

Usai merebaknya virus dengan nama SARS-CoV-2 di Indonesia, pemerintah pusat telah mengupayakan berbagai cara untuk mencegah penyebaran Covid-19 sejak tahun lalu.

Mulai dari penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pembatasan sosial berskala lokal (PSBL), hingga yang baru-baru ini adalah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro.

Untuk mencegah penyebaran virus asal negara China itu, pemerintah pusat juga sempat menutup perjalanan udara Indonesia dari dan ke Cina pada awal Februari 2020 hingga awal September 2020.

Baca juga: Hoaks Setahun Pandemi, Covid-19 Bisa Disembuhkan Air Rebusan Bawang Putih dan Menular lewat Ponsel

Awal penutupan jalur udara dari dan ke China

Tepatnya pada Selasa (4/2/2020) malam, Bandara Soekarno-Hatta resmi menutup penerbangan dari dan ke China setelah penerbangan terakhir pukul 23.45 WIB.

Penerbangan terakhir dari Bandara Soekarno-Hatta ke China yakni Maskapai China Eastern MU 5070 tujuan Pudong Shanghai, China.

"Malam ini adalah pemberlakuan dimulainya penundaan penerbangan sementara dari dan menuju China," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II Persero Muhammad Awaluddin, Selasa malam.

Baca juga: Setahun Pandemi: Saat Pulau Sebaru Disulap Jadi Tempat Karantina ABK

Awaluddin mengatakan, pemberlakuan penutupan sementara tersebut mulai efektif per 5 Februari 2020 pukul 00.00 WIB.

Selain itu, Awaluddin juga mengatakan, ada tiga maskapai domestik yang melayani penerbangan ke China dan harus ditutup sementara, yakni Garuda Indonesia, Lion Air, Batik Air.

"Ditambah dengan maskapai asingnya ada Air China, China Southern. Terhitung mulai malam ini tiga masakapai domestik dan lima maskapai asing menghentikan sementara dari dan menuju ke China," kata dia.

Awaluddin mengatakan penutupan tersebut kemungkinan akan berlaku untuk tahap pertama selama 30 hari ke depan.

Baca juga: Setahun Pandemi, Pasien 02 Prihatin Masih Ada Pasien Covid-19 yang Dikucilkan

"Tahap pertama 30 hari sejak malam hari ini dan kami masih tunggu lanjutan dari regulator," kata dia.

Jalur dari dan ke Cina dibuka

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan bahwa rute penerbangan dari dan ke Wuhan, China, kembali dibuka.

Rute tersebut diaktifkan setelah hampir 9 bulan ditutup akibat adanya penyebaran Covid-19.

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, seluruh rute tujuan kota-kota di China telah dibuka, tidak terkecuali Wuhan.

Baca juga: Setahun Covid-19, Ini Deretan Pejabat Pemerintah di Jabodetabek yang Positif Covid-19

"Rute dari dan ke China memang sudah dibuka termasuk ke Wuhan," katanya, kepada Kompas.com, Selasa (8/9/2020).

Kendati demikian, sampai saat ini belum ada satu pun maskapai yang berminat untuk melayani rute tujuan atau asal Wuhan.

Lebih lanjut, Adita menjelaskan, apabila nantinya terdapat maskapai yang akan melayani penerbangan rute tersebut, harus menerapkan ketentuan protokol kesehatan yang diatur oleh pemerintah Indonesia maupun China.

Berbeda dengan rute Wuhan, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto, mengatakan, berbagai rute tujuan dan asal kota lainnya justru sudah terdapat maskapai yang beroperasi.

"Airlines Indonesia sudah terbang secara berjadwal untuk angkutan penumpang ke Chengdu (Garuda Indonesia), Kunming (Citilink), Hangzou (Sriwijaya), dan Nanning (Batik)," ujarnya.

Sementara itu, rute penerbangan tujuan Jakarta asal Guangzhou dan Shanghai, masing-masing dilayani oleh Xianmen Airlines dan China Southern.

Kasus pertama muncul usai penutupan jalur dari dan ke China

Usai penutupan jalur udara dari dan ke China, Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama positif virus SARS-CoV-2 di Indonesia, pada Senin (2/3/2020) lalu.

Dua orang yang terjangkit virus tersebut sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Baca juga: Kilas Balik Kronologi Munculnya Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, terungkapnya kasus ini berawal dari adanya sambungan telepon seorang warga negara Jepang kepada rekannya orang Indonesia.

WN Jepang yang berdomisili di Malaysia itu diketahui melakukan kontak dengan Sita Tyasutami, yang diketahui berprofesi sebagai guru dansa, yang sebelumnya sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok.

“Tanggal 28 (Februari 2020) ditelpon sama teman dansanya itu, bahwa dia di Malasyia dirawat orang Jepang-nya tadi, dengan corona positif,” kata Terawan di RSPI Sulianti Saroso seperti dilansir dari Kompas TV, Senin (2/3/2020).

Awalnya, ia menjelaskan, WN Jepang itu melakukan kontak pada 14 Februari 2020.

Setelah itu pada 16 Februari 2020, Sita merasa tidak enak badan dan batuk-batuk, sehingga melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok.

Namun, Sita dan ibunya, Maria Darmaningsih, hanya diminta untuk rawat jalan setelah diperiksa.

Pada 26 Februari 2020 mereka meminta untuk rawat inap karena merasa batuknya tidak kunjung reda. Setelah itu, barulah mereka dihubungi oleh rekan mereka yang telah dirawat terlebih dahulu di Malaysia.

Informasi ini kemudian diberitahukan kepada tenaga medis yang merawatnya. Setelah itu, statusnya ditingkatkan dari orang yang dirawat dengan pengawasan menjadi pasien dalam pemantauan.

“Sehingga, teman-teman dokter yang ada di RS itu sudah menyiapkan diri dengan selaga peralatannya begitu dianggap pasien dalam pemantauan,” ungkap Terawan.

Pada 1 Maret 2020, keduanya dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso dan langsung dilakukan pengecekan.

“Hasilnya, tadi pagi saya dikasih tahu. Maka tracking sudah jalan sejak ia ODP (orang dalam pengawasan). Sehingga si cewek ini (Sita) dengan ibunya yang berusia 64 tahun (Maria) kita cek di sini,” kata Menkes.

“Saat ini kondisinya baik, hanya batuk sekali-sekali,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com