BOGOR, KOMPAS.com - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor Yuno Abeta Lahay mengatakan, banyak pengusaha hotel merugi sejak Pemerintah Kota Bogor menerapkan pembatasan kendaraan bermotor berdasarkan pelat nomor ganjil dan genap pada akhir pekan beberapa minggu ke belakang.
Yuno mengatakan, tingkat okupansi atau hunian hotel di Kota Bogor sempat turun drastis sebesar 50 persen sejak diberlakukannya ganjil genap.
"Kerugiannya 50 persen itu ya bisa miliaran rupiah," kata Yuno, Rabu (3/3/2021).
Yuno menjelaskan, selama empat minggu pemberlakuan sistem ganjil genap, banyak pengusaha hotel dan restoran kesulitan menjalankan usaha mereka.
Baca juga: Tren Kasus Covid-19 Diklaim Menurun, Pemkot Bogor Tiadakan Ganjil Genap untuk Sementara
Untuk bertahan, lanjut Yuno, banyak pengelola hotel mengubah strategi pemasaran, salah satunya dengan mengadakan promosi yang berkaitan dengan ganjil genap.
Hal itu dilakukan agar hotel-hotel tidak kehilangan jumlah tamu atau wisatawan yang datang ke Kota Bogor ketika ganjil genap berlaku.
Oleh karena itu, PHRI Kota Bogor kini menyambut baik dihentikannya kebijakan ganjil genap di Kota Bogor selama dua pekan ke depan.
"Nah, sekarang sudah waktunya ekonomi menggeliat kembali. Artinya, dengan peniadaan ganjil genap diharapkan bisa menggairahkan kembali bisnis hotel dan restoran di Kota Bogor," ujar dia.
Baca juga: PHRI Kota Bogor Sambut Baik Ditiadakannya Ganjil Genap Selama 2 Pekan
Sebelumnya diberitakan, Pemkot Bogor memutuskan untuk meniadakan sementara sistem ganjil genap akhir pekan bagi kendaraan bermotor.
Kebijakan itu berlaku selama dua pekan ke depan.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, keputusan itu diambil setelah Pemkot Bogor melakukan evaluasi dan analisis dampak ganjil genap terhadap kasus Covid-19 di wilayahnya.
Bima mengeklaim, aturan ganjil genap pada akhir pekan selama beberapa minggu sebelumnya mampu mengurangi mobilitas warga serta menekan angka kasus Covid-19.
Selain itu, alasan lain peniadaan ganjil genap juga untuk relaksasi perekonomian Kota Bogor.
Baca juga: Video Viral Rombongan Moge Langgar Ganjil Genap, Sempat Lolos Pemeriksaan hingga 3 Orang Diamankan
Sebab, berdasarkan masukan sejumlah pengusaha hotel, banyak dari mereka merasa kebijakan ganjil genap mempengaruhi tingkat okupansi atau hunian.
"Hasil rapat evaluasi bersama Satgas Covid-19 Kota Bogor, kami menyepakati untuk meniadakan kegiatan ganjil genap di akhir pekan selama dua minggu ke depan sambil kami evaluasi semuanya karena kami ingin apa yang Pemkot Bogor lakukan tepat dan sesuai data," kata Bima, Selasa.
"Jadi ada sedikit relaksasi dua minggu ke depan untuk kami mendorong ekonomi, walaupun sebetulnya sektor ekonomi juga membaik," lanjut Bima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.