Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati Hari Air Sedunia, 500 Karung Isi Sampah Diangkut dari 6 Aliran Sungai Ciliwung di Kota Bogor

Kompas.com - 22/03/2021, 22:57 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Kondisi aliran Sungai Ciliwung, di Kota Bogor, Jawa Barat, cukup memprihatinkan.

Sampah-sampah yang berasal dari limbah rumah tangga masih banyak ditemukan di aliran sungai yang bermuara ke Ibu Kota ini.

Dalam kegiatan aksi bersih-bersih aliran Sungai Ciliwung yang bertepatan dengan peringatan Hari Air Sedunia, Senin (22/3/2021), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor bersama Gerakan Pramuka dan Satgas Naturalisasi Ciliwung telah mengumpulkan sampah sebanyak 500 karung.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor Deni Wismanto mengungkapkan, 500 karung yang berisi sampah itu didapat dari enam titik aliran Sungai Ciliwung di Kota Bogor.

Baca juga: Hari Air Sedunia, Anies Baswedan Sebut Kerusakan Alam Diakibatkan oleh Masyarakat Perkotaan

Deni mengatakan, sampah-sampah yang diangkut didominasi limbah rumah tangga, seperti styrofoam, plastik, hingga popok bayi.

"Kami telah mengumpulkan 500 karung sampah yang diangkat dari enam titik. Mudah-mudahan dapat menggugah masyarakat untuk menjaga sungai dan air sebagai sumber kehidupan," ucap Deni, Senin (22/3/2021).

Deni menjelaskan, dalam peringatan Hari Air Sedunia ini, dia mengajak masyarakat, khususnya warga yang tinggal di sekitar sungai, agar tidak membuang sampah dan mencemarinya.

Sebab, kata Deni, saat ini Sungai Ciliwung masih menjadi sumber air dan kehidupan yang harus dijaga.

"Kita juga mengajak adik-adik pramuka membantu menyosialisasikan untuk tidak membuang sampah sembarangan kepada orang terdekat, keluarga dan lingkungan sekitar," kata Deni.

Baca juga: Mulai Dioperasikan, SPAM Mookevart Penuhi Kebutuhan Air Warga di 1.902 Unit Rusunawa Pesakih

Deni juga mengajak warga untuk mengurangi sampah sebelum diangkut ke tempat pembuangan akhir sampah (TPAS).

Caranya, sambung Deni, dengan memilah sampah yang jika diolah akan mendatangkan nilai ekonomi.

Salah satunya, sampah organik yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk maupun untuk pakan budidaya maggot.

Selain itu, lanjut dia, belum lama ini Kota Bogor telah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai satu dari 13 kota yang progresif melakukan upaya pengurangan sampah.

"Karena 500-600 ton sampah di Kota Bogor 60 persennya adalah sampah organik. Jika bisa dikelola baik, maka akan menjadi sumber pendapatan warga," jelas dia.

"Mudah-mudah kita bisa lebih optimal mengurangi dan memanfaatkan sampah. Tentunya pemerintah tidak bisa sendiri, harus dibantu semua elemen warga," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com