Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurnalis Kota Tangerang Desak Kapolri Usut Tuntas Kasus Kekerasan Wartawan Tempo di Surabaya

Kompas.com - 31/03/2021, 13:52 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Puluhan wartawan di Kota Tangerang menggelar aksi solidaritas menyikapi kekerasan yang dialami jurnalis Tempo, Nurhadi, di Surabaya, Jawa Timur.

Untuk diketahui, kekerasan yang dialami Nurhadi diduga dilakukan oleh aparat penegak hukum (APH) di Surabaya pada Sabtu, (27/3/2021).

Pantauan Kompas.com, aksi yang dilakukan oleh jurnalis tersebut berlokasi di Perempatan Tugu Adipura, Koya Tangerang, pada Rabu (31/3/2021) sekitar pukul 09.30 WIB hingga pukul 10.20 WIB.

Baca juga: Gelar Aksi Solidaritas, Jurnalis Surabaya Desak Penganiaya Wartawan Tempo Ditangkap

Sejumlah jurnalis tampak membentangkan poster yang berisikan ungkapan kekecewaan atas kekerasan itu, di antaranya bertuliskan "Stop kekerasan terhadap jurnalis", dan "Tindak pelaku kekerasan terhadap jurnalis".

Koordinator aksi, Muhammad Iqbal, mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit agar mampu mengungkap serta menangkap pelaku kekerasan.

"Kapolri, tolong tangkap pelaku dan adili, agar tidak terulang lagi," ungkap Iqbal ketika ditemui di tempat aksi, Rabu siang.

"Agar menjadi efek jera juga," imbuh dia.

Baca juga: Kapolda Jatim Bentuk Tim Khusus Usut Dugaan Penganiayaan Wartawan Tempo

Iqbal menuturkan, andai kejadian tersebut dibiarkan dan tidak diperiksa, maka dimungkinkan akan terjadi peristiwa serupa di kemudian hari.

Menurut Iqbal, seorang jurnalis saat melakukan tugasnya dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

"Aparat seharusnya paham bahwa jurnalis bekerja dilindungi (oleh) undang-undang. Apa lagi waktu kejadian, korban sudah menunjukkan identitas dan memberitahu tujuannya," papar dia.

Iqbal menyebut APH seharusnya membaca kembali UU yang mengatur tugas jurnalis.

"Ini perlu dievaluasi, semua aparat harus membaca lagi UU," sebutnya.

Iqbal turut mendesak Kapolri agar mengusut seluruh tindak kekerasan dan pembungkaman terhadap semua jurnalis yang pernah terjadi di Indonesia.

"Kan banyak tuh kekerasan saat aksi mahasiswa tahun 2019 dan 2020 lalu di Jakarta. Doxing dan sebagainya, adili dong jangan loyo," urai Iqbal.

Diberitakan sebelumnya, kekerasan terhadap Nurhadi terjadi saat dia melakukan reportase terkait Direktur Pemeriksaan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Angin Prayitno Aji.

Pada Sabtu, sekitar pukul 18.25 WIB, Nurhadi tiba di Gedung Samudra Bumimoro yang berada di Jalan Moro Krembangan, Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Surabaya.

Dia mendatangi gedung tersebut untuk melakukan investigasi terkait kasus dugaan suap yang diduga melibatkan Angin Prayitno Aji.

Namun, dia mengalami perampasan ponsel, kemudian mengalami kekerasan verbal, fisik, dan ancaman pembunuhan yang diduga dilakukan oleh APH.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com