Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Cerita Asal-usul Nama Depok, dari Padepokan hingga Akronim Komunitas Belanda-Depok

Kompas.com - 27/04/2021, 06:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Depok, sebuah dusun kecil dan terpencil, kini telah menjelma menjadi sebuah kota. Hutan belantara dan semak belukar berganti menjadi bangunan tinggi dan perumahan.

Jalan Raya Margonda riuh ramai dengan kendaraan. Depok menjadi rumah bagi sebagian besar pelaju yang bekerja di Jakarta.

Depok, bagaimana asal mula namanya hingga kini santer dikenal sebagai kota penyangga di Jakarta? Ada sejumlah versi terkait asal mula nama Depok.

Yano Jonathans dalam buku Depok Tempoe Doeloe: Potret Kehidupan Sosial & Budaya Masyarakat menuliskan dua versi asal mula Depok.

Baca juga: HUT Depok Besok, Pemkot Gratiskan Biaya Persalinan Normal di Puskesmas Ini

Versi pertama berkaitan dengan kegiatan pertapaan. Yano menyebutkan, tanah yang dibeli oleh Cornelis Chastelein telah bernama Depok.

Pada 18 Mei 1696, tanah dusun terpencil dengan hutan dan semak belukar dibeli oleh Cornelis Chastelein. Cornelis merupakan seorang petinggi Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC).

Berdasarkan catatan yang ada, wilayah Depok banyak digunakan sebagai tempat pertapaan pada masa itu karena ketenangannya.

Tempat favorit pertapaan itu diperkirakan berada di sekitar hutan Depok, Situ Pancoran Mas, dan tepian Kali Ciliwung.

"Mereka membuat padepokan (dangau) sederhana dari bahan bambu untuk bersemedi," tulis Yano.

Baca juga: 1.776 Warga Depok Masih Diisolasi karena Terinfeksi Covid-19

Saat berusia anak-anak pada tahun 1959, Yano sempat menemukan padepokan yang dibangun di tepi Sungai Ciliwung dekat Kedung Eretan untuk keperluan bersemedi orang tertentu.

"Nah, menurut versi ini, nama Depok itu berasal dari kata padepokan," tambah Yano.

Depok dari akronim

Versi lainnya tentang awal mula nama Depok juga dikenal dari bentuk akronim. Yano menuliskan, Depok merupakan singkatan dari "De Eereste Protestantse Organisatie van Kristenen".

Dalam terjemahannya, singkatan itu berarti Jemaat Kristen yang Pertama. Menurut Yano, akronim tersebut muncul pada tahun 1950-an di kalangan masyarakat Depok yang tinggal di Belanda.

"Mereka ini merupakan orang-orang yang memilih kewarganegaraan Belanda setelah peristiwa Pengakuan Kedaulatan dan telah menyamakan diri sebagai warga Eropa, yang dikenal sebutan gelijkgestelden," ujar Yano dalam bukunya.

Baca juga: Trotoar Margonda Depok Akan Diperlebar, di Atasnya Ada Jalur Sepeda

Gelijkgestelden merupakan orang-orang yang statusnya disamakan dengan warga negara Eropa. Oleh karena itu, mereka sepenuhnya berstatus di bawah hukum Eropa yang berlaku.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com