Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Yahya Edward Hendrawan, Guru Ngaji Berkostum Badut yang Mengajar Anak-anak di Panti Asuhan

Kompas.com - 27/04/2021, 07:00 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

 

TANGERANG, KOMPAS.com - Namanya Yahya Edward Hendrawan. Dia adalah seorang guru mengaji tinggal di daerah Pinang, Kota Tangerang. Sehari-hari, Yahya biasa mengajar di Panti Asuhan Darussalam, Pinang, Kota Tangerang.

 

Namun ada yang berbeda dari cara Yahya mengajar muridnya. Agar anak-anak di lingkungannya mau mengaji, Yahya mengenakan kostum badut setiap mengajar baca-tulis Al-Quran.

Dari kediaman Yahya, tempatnya mengajar tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 10 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua.

Kerap kali dia mengajar sembari ditemani putranya, Bacil. Seperti ayahnya, Bacil juga selalu mengenakan baju badut saat Yahya mengajar di panti asuhan tersebut.

Baca juga: Masjid Agung Al-Barkah Bekasi: Dari Surau di Tanah Wakaf Menjelma Miniatur Timur Tengah

Saat proses pembelajaran dilakukan pada Senin (26/4/2021), Yahya mengenakan kostum berwarna biru dan kuning. Sedangkan, Bacil mengenakan kostum berwarna merah dan kuning.

Keduanya tampak mengenakan wig yang berwarna sangat cerah. Tak lupa, Yahya serta Bacil serempak menempelkan hidung bulat berwarna merah, ciri khas seorang badut.

Siang tadi, Yahya mulai mengajar sekitar pukul 13.30 WIB. Mereka berangkat dari rumahnya pukul 13.20 WIB.

Setibanya di Panti Asuhan Darussalam, tampak dua puluhan murid sudah menunggu kehadiran Yahya dan Bacil.

Yahya mengajarkan pelafalan ta'awudz atau isti'adzah (doa untuk memohon perlindungan dan penjagaan) pada kesempatan tersebut.

Murid-muridnya tampak semangat belajar melihat gurunya mengajar dengan ceria. 

Baca juga: Pesona Masjid Asmaul Husna, Rumah Ibadah Berselimut Kaligrafi Kufi di Tangerang...

Untuk membangkitkan semangat sebelum pelajaran tiba, Yahya sempat melantangkan sebuah frasa berbentuk pertanyaan.

Frasa tersebut lantas diucapkan kembali oleh murid-murid yang ada agar semangat mereka untuk belajar meningkat.

"Mana suaramu?" tanya Yahya dengan lantang kepada muridnya.

"Mana suaramu?" kata murid-murid itu sama lantangnya dengan Yahya.

Interaksi antar Yahya dan murid-murid itu sesekali dilakukan. Seperti saat Yahya menunjuk sejumlah murid untuk mengulangi pelafalan ta'awudz yang dia ajarkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com