Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Yahya Edward Hendrawan, Guru Ngaji Berkostum Badut yang Mengajar Anak-anak di Panti Asuhan

Kompas.com - 27/04/2021, 07:00 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Meski ada beberapa murid yang melafalkan ta'awudz itu secara tidak sempurna, Yahya selalu menyemangati mereka agar lebih menyempurnakan pelafalannya.

Di sela-sela pembelajaran, Yahya sebagai badut, tentu menunjukkan beberapa aksinya.

Salah satunya, ia mengeluarkan sebuah buku berwarna hitam. Saat buku itu dibuka, muncul sedikit kobaran api. Dia lantas menutup buku itu.

Yahya Edward Hendrawan, seorang badut yang mengajarkan mengaji di Panti Asuhan Darussalam, Kota Tangerang. Dia telah mengajar mengaji sejak 2010 dan selalu berkostum layaknya badut setiap mengajar.KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL Yahya Edward Hendrawan, seorang badut yang mengajarkan mengaji di Panti Asuhan Darussalam, Kota Tangerang. Dia telah mengajar mengaji sejak 2010 dan selalu berkostum layaknya badut setiap mengajar.

Kemudian, Yahya membuka kembali bukunya dan tiba-tiba terbang sebuah merpati putih keluar dari buku tersebut.

"Waaah," takjub murid-murid itu sembari diikuti dengan tepuk tangan mereka.

Tidak terasa sudah satu jam kelas mengaji itu berlangsung. Sekitar pukul 14.23 WIB, kelas tersebut berakhir.

Alasan berkostum badut

Ditemui usai mengajar, Yahya mengaku mulanya dia bekerja sebagai badut pada tahun 2010.

Namun, pada tahun yang sama, gurunya menyarankan agar dia juga mengajar mengaji di panti asuhan itu.

"Guru saya punya pola berpikir ingin saya menjadi sebuah abu nawas moderen," ungkap Yahya.

"Abu Nawas yang ceria dan jenaka. Maka, saya dikemas jadi sosok badut yang mengajar ngaji menggunakan sosok badut seperti ini. Biar anak-anak tambah ceria, tambah bersemangat dalam mengaji," sambungnya.

Yahya menyebut, sudah 10 tahun dia mengajar sembari mengenakan kostum badut.

Baca juga: Pertahankan Keaslian Bangunan, Pengelola Minta Revitalisasi Tak Banyak Ubah Masjid Keramat Luar Batang

Respons dari murid-murid di panti itu, kata Yahya, ada beberapa yang takut karena dia mengenakan kostum badut.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, murid-muridnya menjadi berani.

"Semenjak anak saya yang kecil ikut, anak yang takut menjadi berani. Karena apa? Karena (murid-murid) melihat (Bacil) seumuran dia," papar Yahya.

"Mereka (murid-murid) pun jadi sangat happy dan sangat senang dengan kehadiran saya," lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com