Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/05/2021, 13:47 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Impian untuk bisa merayakan Hari Kemenangan di kampung halaman sepertinya hanya tinggal harapan bagi sebagian warga Jakarta.

Selain larangan mudik yang ditetapkan pemerintah, sulitnya kondisi perekonomian juga menjadi salah satu faktor yang mematahkan harapan untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung.

Seperti yang rasakan Diah (36), misalnya. Penjual gorengan di Metro Pasar Baru, Jakarta Pusat mengaku tak punya cukup biaya untuk memboyong tiga anak dan suaminya mudik ke kampung halamannya di Jepara, Jawa Tengah.

"Iya di Jakarta saja, belum punya duit. Kampung di Jepara," kata Diah kepada Kompas.com, Selasa (4/5/2021).

Baca juga: Deretan Sanksi bagi Warga yang Nekat Mudik Saat Larangan Mudik Lebaran 2021

Sejak pandemi melanda Tanah Air, Diah menyingsingkan lengan baju, membantu suaminya untuk berjualan gorengan dan makanan di Pasar Baru setiap hari.

Menurut Diah, penghasilan sang suami turun drastis karena terdampak pandemi Covid-19.

"Sehari (pemasukan) bisa Rp 1 juta, merem doang, itu sebelum pandemi, sekarang mau Rp 100.000 juga boro. Pandemi gini nyari Rp 200.000 aja ngotot banget," tutur Diah sambil melumuri gorengan dengan saus kacang.

Selain gorengan, Diah juga menjual minuman kemasan dan lontong sayur.

Diah juga menerima pesanan melalui nomor WhatsApp yang tertera di papan meja dagangannya.

Meski pengunjung di Pasar Baru masih terbilang sepi, kata Diah masa jelang Lebaran kali ini lebih baik dibandingkan tahun 2020.

"Lebaran tahun lalu mah kayak kuburan, dijaga Satpol PP, sekarang mending lah walau masih begini," lanjutnya.

Baca juga: Pasar Tanah Abang Akan Terus Dijaga Ketat Ratusan Aparat sampai H-1 Lebaran

Mengenai persiapan Lebaran, Diah bercerita bahwa tahun ini ia tak bisa membeli baju baru untuk ketiga putranya.

"Belum beli baju Lebaran, biasanya mah sudah. Ada (uang) buat makan juga alhamdulillah," ucap Diah.

Dia pun merasa bersyukur bahwa anak-anak bisa mengerti kondisi sulit yang dialami kedua orangtua mereka.

Namun, Diah merasa pilu ketika mendengar putra keduanya lebih memilih membeli susu saat ditawari baju Lebaran.

"Anak-anak untungnya bisa ngerti, enggak beli baju Lebaran tahun ini," kata Diah.

Baca juga: Rasa Haru Berpuasa di Tengah Pandemi Corona, Tak Bisa Tarawih dan Tunda Mudik

"Yang nomor dua ditanya mau beli baju Lebaran apa? 'Enggak usah Ma, aku buat beli susu saja sama obat, aku lagi pilek'. Aduh dengernya pilu, tapi mau gimana," sambungnya.

Diah menyebut, ketulusan dari putranya memberi semangat kepadanya untuk mengais rezeki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com