Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akui Sulit Identifikasi, Satgas Covid-19 Depok Minta Pendatang Lapor Diri

Kompas.com - 08/05/2021, 14:14 WIB
Vitorio Mantalean,
Krisiandi

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kota Depok memberlakukan Surat Dispensasi Keluar-masuk (SDKM) selama masa larangan mudik Lebaran pada 6-17 Mei 2021.

Para pendatang yang masuk ke Depok pun diharuskan melengkapi diri dengan SDKM beserta bukti otentik keperluannya datang ke Depok plus surat keterangan negatif Covid-19.

Meski demikian, identifikasi para pendatang itu diakui tak mudah, sehingga para pendatang diminta berinisiatif melapor demi kepentingan bersama.

Baca juga: Masjid Kubah Emas Depok, Dibangun Megah Tanpa Hitung Biaya untuk Ingat Kebesaran Tuhan

"Ya segala kemungkinan bisa terjadi karena Depok kan posisinya terbuka, barat, timur, utara, selatan terbuka, banyak pintu yang bisa dimasuki," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana kepada Kompas.com.

"Bagi RW yang aktif, bisa diketahui yang masuk, terutama di perumahan. Tapi untuk yang RW-nya tersebar, memang agak sulit. Kami mohon kesadarannya untuk melapor. Kami akan aktifkan juga posko-posko di kelurahan," jelasnya.

Dadang mengatakan, pemantauan pendatang ke Depok, di luar pos-pos pengecekan yang ada, mengandalkan RW dan kelurahan sebagai lingkup terkecil.

Menurut Dadang, di tingkat kelurahan sudah ada Satgas Covid-19. Sementara tingkat RW, ada Kampung Siaga Tangguh Jaya (KSTJ).

"Kami sudah menyampaikan terkait surat edaran itu dan kita tegaskan kembali dengan surat yang akan dikirim kembali ke camat, lurah, dan RW-RW, terutama untuk mereka yang datang," ungkap Dadang.

Baca juga: UPDATE 7 Mei: Kasus Baru Covid-19 di Depok Bertambah 115 Orang, 6 Meninggal

"Jadi saat mereka datang harus lapor ke KSTJ, dengan menunjukkan surat izin/dispensasi keluar-masuk atau dengan istilah lain di daerah-daerah, yang membunyikan terkait kepentingan dia," lanjutnya.

Setelah SDKM dan bukti negatif Covid-19 terverifikasi, kata Dadang, pendatang tersebut tetap diwajibkan melakukan isolasi mandiri selama tiga hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com