Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Jalur Sepeda di Atas Trotoar Margonda, Warga Depok: Nanti Juga Jadi Tempat Parkir

Kompas.com - 09/06/2021, 06:19 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Rencana Pemerintah Kota Depok merevitalisasi trotoar Jalan Margonda Raya direspons negatif oleh sebagian warga.

Selain dipandang melestarikan ketimpangan pembangunan hanya di kawasan Margonda, sebagian warga yang diwawancarai Kompas.com merasa tak yakin bahwa trotoar hasil revitalisasi itu dapat berfungsi optimal.

"Dulu kan sempat ya, dari trotoar biasa jadi dipasangi ubin dan guiding block buat tunanetra. Cuma ujung-ujungnya hancur-hancur juga karena tidak terawat. Sempat bagus tapi akhirnya berlubang, bahkan di lubangnya berisi kabel, guiding block-nya tidak diurus," ujar Tri, warga Kampung Parung Belimbing, Selasa (8/6/2021).

Baca juga: Mau sampai Kapan Bangun Margonda Doang? Tanya Warga Depok kepada Pemimpinnya

Hal senada dikemukakan oleh Tyo, warga Sawangan. Ia menanggapi Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono yang mengeklaim bahwa desain revitalisasi trotoar Margonda keren.

"Saya sih tidak optimistis. Desain sekeren apa pun, penerapan, pelaksanaan, dan pengawasannya mungkin tidak sekeren desainnya nanti," kata Tyo, Selasa.

"Nanti juga jadi tempat parkir"

Salah satu inovasi yang diterapkan Pemerintah Kota Depok dalam revitalisasi trotoar Margonda ini adalah penempatan jalur sepeda di atasnya.

Namun, rencana ini kembali direspons sebelah mata oleh Tri dan Tyo. Keduanya tak yakin jalur sepeda bakal berfungsi optimal.

"Lihat saja sekarang. Depok kan kotanya ojek online, parkirnya ya di trotoar. Di Margonda itu jelas banget. Mobil saja parkir di trotoar karena rukonya bersebelahan sama trotoar. Ada yang ditindak? Jarang," tutur Tri.

Baca juga: Trotoar Margonda Depok Akan Dilengkapi Jalur Sepeda, Imam: Pokoknya Keren

"Ujung-ujungnya kayak gitu (jadi tempat parkir). Kita yang jalan kaki saja ujung-ujungnya kudu (pindah) ke jalan (karena trotoar penuh mobil), apalagi pesepeda," lanjutnya.

Sementara itu, Tyo mengaku masih heran dengan rencana ini.
Sebab, Pemerintah Kota Depok ia anggap sebaiknya mengalokasikan anggaran pembangunan trotoar untuk kawasan selain Margonda yang saat ini masih kekurangan jalur pejalan kaki, ketimbang memfasilitasi jalur sepeda di trotoar Margonda.

"Menurut saya mimpi di siang bolong. (Pesepeda bersepeda di trotoar Margonda) itu angan-angan, impian yang tidak akan tercapai. Memanjakan pejalan kaki saja tidak pernah ada hasil memuaskan, bagaimana mau melangkah untuk pesepeda?" ungkap Tyo.

"Menurut saya apakah hanya janji manis atau mungkin omong kosong sih. Cuma jadi proyek mercusuar saja, mungkin, atau untuk mencari perhatian masyarakat, saya tidak tahu," tambah dia.

Sebagai informasi, revitalisasi trotoar Jalan Margonda Raya dipastikan akan dikerjakan dalam waktu dekat, sebut Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono pada Jumat (4/6/2021) lalu.

"Mudah-mudahan dalam 3 bulan ke depan sudah dilaksanakan," kata Imam.

Baca juga: Polisi Usut Pelecehan Seksual terhadap Perempuan di Gang Depok

Pekerjaan tahap pertama dilakukan pada seksi 1, yakni dari Tugu Jam pertigaan Jalan Siliwangi-Margonda hingga simpang Ramanda Arif Rahman Hakim. Imam berujar, proyek seksi 1 menelan biaya sekitar Rp 3 miliar.

Kelak, trotoar Margonda hasil revitalisasi akan selebar 3 meter dengan dilengkapi jalur sepeda di atasnya.

Ditanya lebih jauh soal desain trotoar Margonda hasil revitalisasi kelak, Imam belum mau membuka kartu. Ia bilang, "tunggu tanggal mainnya."

"Desainnya pokoknya keren," pungkas Imam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com