Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Tangerang Belum Putuskan Belajar di Sekolah Bakal Digelar atau Tidak

Kompas.com - 11/06/2021, 18:10 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengaku belum bisa menentukan apakah pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di kota tersebut bakal digelar atau tidak.

Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang sebelumnya sempat memutuskan bahwa PTM untuk jenjang SD dan SMP bakal digelar pada Juli 2021.

Pada Juni 2021, Dindik akan terlebih dahulu menggelar simulasi PTM untuk dua jenjang tersebut.

Baca juga: Antisipasi Situs PPDB Bermasalah, Dindik Kota Tangerang Bangun Posko di Tiap SDN

Namun, Arief menegaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang bakal memantau terlebih dahulu dinamika kasus Covid-19 di wilayah itu sebelum memutuskan apakah PTM akan diselenggarakan.

"Kami akan lihat proses dinamikanya seperti apa. Jadi, kami juga enggak mau gegabah," papar Arief dalam rekaman suara yang diterima Kompas.com, Jumat (11/6/2021).

Lanjut dia, Kota Tangerang saat ini masih dalam zona oranye. Sementara skema PTM terbatas hanya dapat dilakukan di kota atau kabupaten yang termasuk zona hijau atau kuning saja.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka Bakal Digelar di Kota Tangerang, Dinkes Ingatkan Pentingnya Prokes

"Kota Tangerang masih oranye. Tapi kami sudah mempersiapkan juga PTM kalau wilayah-wilayah kami rasa aman, PTM mungkin akan kami berlakukan," papar Arief.

Di sisi lain Arief berujar, setiap siswa tidak diwajibkan untuk mengikuti skema belajar di sekolah itu.

Pasalnya, keputusan seorang siswa mengikuti PTM terbatas atau tidak tetap berada di tangan orangtua atau wali murid masing-masing.

"Sekolah-sekolah meminta surat izin dari orangtua. Jadi, kalau dia (siswa) terpapar, jangan sampe sekolah yang disalahin. Bisa jadi terpapar di perjalanan. Namanya naik angkutan umum, mungkin juga dari orangtuanya yang bekerja," papar Arief.

"Jadi, ini tanggung jawab kita semua. Lingkungan di sekolah, protokol kesehatan, dan lainnya, harus maksimal," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com