Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksinasi Covid-19 Lansia di Depok Lamban, Wali Kota: Banyak yang Takut karena "Katanya, katanya"

Kompas.com - 18/06/2021, 15:44 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Vaksinasi Covid-19 di Depok terhadap kalangan lanjut usia (lansia), yakni warga berusia 60 tahun lebih, berjalan lamban.

Berdasarkan data per 16 Juni 2021 yang dipaparkan Wali Kota Depok Mohammad Idris, vaksinasi Covid-19 terhadap lansia di Depok Baru mencapai sekitar 20 persen.

Dari target 143.722 lansia, baru 28.673 lansia yang sudah menerima vaksinasi dosis pertama, dan 24.104 lansia yang telah melengkapi vaksinasi hingga dosis kedua.

Baca juga: Satgas Minta Kepala Daerah Dahulukan Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia dan Pra Lansia

"Untuk lansia, ini memang masih kurang sekali. Masih perlu peningkatan," kata Idris dalam gelar wicara yang disiarkan di kanal Youtube Kemenkominfo TV.

Idris kemudian membeberkan hal-hal yang sejauh ini menjadi kendala dalam mempercepat vaksinasi Covid-19 di Depok.

Ada kendala suplai vaksin yang kurang memadai dan tidak seimbang dengan banyaknya sasaran vaksinasi Covid-19.

Khusus lansia, ada kendala lain yang dihadapi, yakni para lansia yang belum merasa yakin dan mau disuntik vaksin Covid-19.

Baca juga: Satgas Covid-19: Vaksinasi Lansia Bisa Daftar ke Puskesmas, Tinggal Bawa KTP

"Banyak sekali lansia yang belum memahami pentingnya vaksinasi dan tidak sedikit dari mereka yang merasa takut divaksin," jelas Idris.

"Ini karena mereka banyak share postingan dari 'katanya, katanya, cerita, cerita' bahaya segala macam. Itu lah yang membuat mereka takut divaksin. Itu kendala-kendala yang kami hadapi," kata dia.

Secara umum, karena kendala-kendala barusan, vaksinasi Covid-19 di Depok bagi kelompok rentan/prioritas (tenaga kesehatan, lansia, petugas pelayanan publik) hingga saat ini belum mencapai 50 persen dari target.

Dalam data yang dipaparkan Idris, per 16 Juni 2021, Depok baru memberikan vaksinasi Covid-19 dosis pertama terhadap 121.710 orang (42,4 persen) dan dosis kedua terhadap 92.635 orang (32,3 persen) dari total sasaran 286.872 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com