Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapor Covid-19 Frustrasi Lihat Pasien Telantar karena RS Kolaps di Mana-mana

Kompas.com - 02/07/2021, 08:25 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi warga Lapor Covid-19 pada Kamis (1/7/2021) menyatakan, mereka tak lagi mampu memberi bantuan untuk mencari rujukan rumah sakit bagi pasien Covid-19. Mereka, untuk sementara, tidak menerima permintaan bantuan dari pasien Covid-19 yang hendak mencari rumah sakit rujukan.

Dalam pernyataannya, relawan Lapor Covid-19 menyebutkan, mereka sudah sangat kesulitan mencarikan fasilitas kesehatan.

Inisiator Lapor Covid-19 Irma Hidayana juga mengungkapkan, para relawan mengalami lelah secara emosional.

Dia mengatakan relawan diminta untuk membantu mencari RS rujukan. Mereka mengetahui bahwa mayoritas pasien yang minta tolong itu bergejala sedang-berat, dan upaya mereka tidak berhasil usai mencari kemungkinan dari puluhan RS yang memang nyaris kolaps semua. Di sisi lain relawan melihat para peminta bantuan itu tak tertolong. Deretan fakta itu memunculkan rasa frustrasi yang tak dapat diabaikan.

Baca juga: Lapor Covid-19 Minta Maaf, Tak Mampu Lagi Bantu Pasien Cari Rujukan RS

"Sudah kewalahan, sebab banyak tidak berhasilnya. Lebih banyak tidak dapat RS atau ICU, semua ful. Semua faskes menolak," kata Irma kepada Kompas.com kemarin.

"Kami juga lelah secara emosional menghadapi penolakan RS dan melihat pasien dibiarkan kesakitan. Kami lihat pasien dalam kondisi kegawatdaruratan, tapi dibiarkan tidak dapat layanan medis semestinya. Frustrating," lanjutnya.

Dalam data yang disampaikan Irma, selama kurang lebih dua pekan antara 14-29 Juli 2021, Lapor Covid-19 menerima permintaan bantuan mencari rujukan RS dan ICU dari 84 kasus.

Dari jumlah itu, hanya 5 kasus yang berhasil mendapatkan rumah sakit, 11 hanya tertampung di IGD, dan 10 kasus berakhir kematian.

Dalam pernyataan resminya, Lapor Covid-19 menceritakan beberapa kejadian memilukan pada pasien yang mereka carikan rujukan RS. Ada pasien yang meninggal begitu tiba di RS umum pusat milik pemerintah di Jakarta setelah ditolak beberapa RS karena nihil tabung oksigen.

Ada pasien yang terpaksa dipulangkan dari IGD kendati saturasi oksigennya di bawah 90 persen (normal 95) karena ketiadaan kursi roda, tempat tidur, oksigen, dan masih ada 65 pasien lain yang antre di sana.

Ada pasien yang ditolak RSDC Wisma Atlet walaupun mengantongi surat rujukan, kesulitan mendapatkan ambulans, oksigen, obat, sampai akhirnya meninggal dunia di rumah dalam upaya mencari kendaraan ke IGD terdekat saat terjadi perburukan pernapasan.

Irma bahkan menyebut bahwa situasi saat ini jauh lebih gawat ketimbang masa puncak pandemi gelombang pertama melanda Indonesia pada Desember 2020-Februari 2021.

Baca juga: Lapor Covid-19: Transparansi Data Kunci Penting Publik Pahami Wabah

Padahal, pada masa itu, sebagian pasien Covid-19 juga banyak ditolak rumah sakit, bahkan ada yang sampai meninggal di taksi online dalam perjalanan mencari rumah sakit.

"Sekali lagi mohon maaf," tulis Lapor Covid-19 dalam pernyataannya.

"Warga silakan langsung ke puskemas, RS, atau menghubungi dinas kesehatan, kementerian kesehatan, atau kantor pemerintahan lainnya," lanjut mereka.

"Semoga kapasitas faskes diperkuat, nakes dilindungi, dan sistem informasi rujukan diperbaiki."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com