JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi warga Lapor Covid-19 merilis permintaan maaf pada Kamis (1/7/2021). Koalisi relawan itu menyatakan, mereka tak mampu lagi menerima permintaan bantuan mencari rujukan rumah sakit.
Dalam pernyataannya, relawan Lapor Covid-19 disebut sudah sangat kesulitan mencarikan fasilitas kesehatan.
"Sekali lagi mohon maaf," tulis Lapor Covid-19 dalam pernyataannya.
"Warga silakan langsung ke puskesmas, RS, atau menghubungi dinas kesehatan, kementerian kesehatan, atau kantor pemerintahan lainnya," lanjut mereka.
Baca juga: Lapor Covid-19: Tak Ada Sense of Crisis Pemimpin, Kita seperti Perang Tanpa Panglima
"Semoga kapasitas faskes diperkuat, nakes (tenaga kesehatan) dilindungi, dan sistem informasi rujukan diperbaiki," kata mereka.
Inisiator platform Lapor Covid-19, Irma Hidayana, menyebutkan bahwa situasi saat ini jauh lebih gawat ketimbang masa puncak pandemi gelombang pertama melanda Indonesia pada Desember 2020-Februari 2021.
Pada masa itu, sebagian pasien Covid-19 juga banyak ditolak rumah sakit, bahkan ada yang sampai meninggal di taksi online dalam perjalanan mencari rumah sakit.
"Jauh. Kali ini hampir 70-80 persen ditolak. Kami harus cari ke puluhan RS," kata Irma kepada Kompas.com, kemarin.
"Sudah kewalahan, sebab banyak tidak berhasilnya. Lebih banyak tidak dapat RS atau ICU, semua full. Semua faskes (fasilitas kesehatan) menolak," tambah dia.
Dalam data yang disampaikan Irma, selama lebih kurang dua pekan antara 14-29 Juli 2021, Lapor Covid-19 menerima permintaan bantuan mencari rujukan RS dan ICU dari 84 kasus. Hanya 5 kasus yang berhasil mendapatkan rumah sakit, 10 kasus berakhir kematian, dan cuma 11 yang mendapatkan IGD.
"Kami juga lelah secara emosional menghadapi penolakan RS dan melihat pasien dibiarkan kesakitan. Kami lihat pasien dalam kondisi kegawatdaruratan, tapi dibiarkan tidak dapat layanan medis semestinya. Frustrating," ungkap Irma.
Ia mengaku masih sulit memikirkan kapan Lapor Covid-19 akan mempertimbangkan lagi untuk menerima permintaan bantuan mencari rujukan RS seperti sebelumnya.
Tentu, hal tersebut baru bisa dilakukan lagi jika kapasitas RS kembali pulih untuk menampung pasien Covid-19 dan para tenaga kesehatan dalam kondisi yang sehat serta jumlahnya memadai.
Baca juga: Lapor Covid-19: Transparansi Data Kunci Penting Publik Pahami Wabah
"Tapi masalahnya kondisi ini bergantung pada kesungguhan pemerintah dalam menjalankan lockdown nanti," ujarnya.
"Kalau mata rantai penularan tidak dihentikan melalui lockdown yang sangat ketat, mustahil faskes dan nakes bisa menampung pasien," ujar Irma.
Selain Lapor Covid-19, permintaan maaf juga disampaikan Jaringan Gusdurian, relawan Forum PRB, MCCC Muhammadiyah, PBNU, dan SONJO.
Permintaan maaf tersebut secara spesifik ditujukan bagi penanganan pandemi di Yogyakarta.
"Kepada masyarakat DIY, kami segenap gerakan kemanusiaan, mohon maaf bahwa kami telah sampai pada batas kapasitas kemampuan kami. Kami tidak mampu melangkah lebih jauh untuk mengambil kebijakan afirmatif dan progresif yang diperlukan masyarakat DIY saat ini," bunyi keterangan resmi yang diterbitkan Gusdurian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.