Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2021, 09:11 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Krishna Murti, seorang perwira tinggi polisi, memiliki sepak terjang yang sangat panjang sebelum dia menjabat sebagai Karomisinter Divhubinter Polri saat ini.

Selama dia menjabat, Krishna pernah menangani berbagai kasus menonjol di Indonesia, di antaranya peristiwa bom Thamrin pada 2016, kasus Mirna "kopi sianida" pada 2017, dan lainnya.

Namun, jauh sebelum itu, kasus yang sempat ia tangani adalah pengamanan bentrokan di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, pada 2002.

Geger Kalijodo

Kala itu, pria kelahiran tahun 1970 tersebut masih menjabat sebagai Kapolsek Penjaringan.

Kalijodo sendiri masih menjadi sarang dari praktek perjudian dan juga pelacuran pada tahun 2002. Perang antar-geng juga kerap terjadi di lokasi tersebut.

Baca juga: Menengok Kondisi RTH Kalijodo yang Tak Terawat

Berbagai aksi kerusuhan sering terjadi di lokasi tersebut, hingga puncaknya terjadi pada 22 Januari 2002.

Mulanya, dua kelompok bernama Bugis dan Mandar sempat bentrok saat itu.

Menurut Krishna, situasinya amat menegangkan.

Kemudian, Krishna yang saat itu masih menjabat sebagai Kapolsek Penjaringan datang bersama sejumlah pasukannya untuk meredam bentrokan.

"Saya dengan delapan orang anggota masuk ke situ (Kalijodo)," ujar Krishna di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (16/2/2016).

Tiba-tiba saja, ada seseorang yang melepaskan timah panas. Krishna lantas mengejar orang tersebut.

Saat orang yang melepaskan tembakan ditemui, diketahui dia adalah Abdul Azis alias Daeng Azis, salah satu orang yang bertindak bak mafia di Kalijodo dan memiliki 200-300 anak buah saat itu.

Baca juga: Sandiaga: Daeng Azis Itu Siapa?

Krishna meminta Azis agar menyerahkan senjatanya. Di satu sisi, dia sengaja tidak mengeluarkan senjata yang dimiliki.

Pertimbangannya, jumlah anak buah Azis yang kelewat banyak dibandingkan dengan pasukan yang dibawa Krishna.

"Pas mau ambil senjata, di belakangnya ada 300 orang bawa tombak. Kalau saya langsung rebut, terlalu bahaya," ucap Krishna di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/2/2016).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Anaknya Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua Sebut Penjelasan Pihak RS Berputar-putar

Anaknya Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua Sebut Penjelasan Pihak RS Berputar-putar

Megapolitan
KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo, Kini Diserahkan ke Polda Metro

KPK Temukan 12 Senpi di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin Limpo, Kini Diserahkan ke Polda Metro

Megapolitan
Atasi Polusi Udara, 109 Gedung Tinggi di Jakarta Pasang 'Water Mist Generator'

Atasi Polusi Udara, 109 Gedung Tinggi di Jakarta Pasang "Water Mist Generator"

Megapolitan
Kekeringan di Tangsel Meluas, 4 Kelurahan Krisis Air Bersih

Kekeringan di Tangsel Meluas, 4 Kelurahan Krisis Air Bersih

Megapolitan
Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Sering Lecehkan Anak-anak

Lansia yang Remas Alat Kelamin Bocah di Depok Sering Lecehkan Anak-anak

Megapolitan
Pemprov DKI Sanksi 11 Perusahaan Penyebab Polusi, 4 Disegel Sementara

Pemprov DKI Sanksi 11 Perusahaan Penyebab Polusi, 4 Disegel Sementara

Megapolitan
Pelaku Penusukan Wanita di Dekat Central Park Diperiksa Kejiwaannya

Pelaku Penusukan Wanita di Dekat Central Park Diperiksa Kejiwaannya

Megapolitan
Kebakaran di Pemukiman Padat Penduduk Menteng Diduga Akibat Korsleting

Kebakaran di Pemukiman Padat Penduduk Menteng Diduga Akibat Korsleting

Megapolitan
Polisi Akan Padukan Keterangan Saksi Pelecehan Finalis Miss Universe Indonesia dengan Hasil Digital Forensik

Polisi Akan Padukan Keterangan Saksi Pelecehan Finalis Miss Universe Indonesia dengan Hasil Digital Forensik

Megapolitan
Cerita Staf TU di SMAN 6 Jakarta Padamkan Api Bersama Almarhum Cecep

Cerita Staf TU di SMAN 6 Jakarta Padamkan Api Bersama Almarhum Cecep

Megapolitan
Bocah Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua: Anak Saya Kejang dan Henti Jantung

Bocah Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel, Orangtua: Anak Saya Kejang dan Henti Jantung

Megapolitan
2 Pembacok Pasutri di Warakas Terancam 5 Tahun Penjara

2 Pembacok Pasutri di Warakas Terancam 5 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Sebut Suami Korban Pembunuhan di Tanjung Duren Dapat Sinyal SOS

Polisi Sebut Suami Korban Pembunuhan di Tanjung Duren Dapat Sinyal SOS

Megapolitan
Transjakarta Operasikan Rute Cawang-Stasiun Halim, Terintegrasi dengan Kereta Cepat

Transjakarta Operasikan Rute Cawang-Stasiun Halim, Terintegrasi dengan Kereta Cepat

Megapolitan
Tolak 'Social Commerce', Pedagang di Pasar Asemka Curhat ke Mendag Zulhas soal Pendapatan Turun Drastis

Tolak "Social Commerce", Pedagang di Pasar Asemka Curhat ke Mendag Zulhas soal Pendapatan Turun Drastis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com