Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Driver Ojol Bertualang Portal Gang Tiap Ada Pembatasan, Basah Kuyup karena Sering Disiram Disinfektan

Kompas.com - 06/07/2021, 16:12 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pembatasan mobilitas warga untuk menekan penyebaran Covid-19 kembali diberlakukan. Kali ini, pembatasan mobilitas itu dinamakan PPKM Darurat yang diberlakukan selama 3-20 Juli 2021.

Salah satu dampak dari pemberlakuan sistem pembatasan adalah banyak jalan yang ditutup, termasuk jalan permukiman. Meski bertujuan baik yakni mengurangi mobilitas warga, keadaan ini ternyata menjadi tantangan tersendiri bagi para ojek online.

Salah satu pengemudi ojek online, Anggi menceritakan tantangan yang dialaminya  setiap masa pemberlakuan pembatasan baik itu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) maupun PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), yaitu ditutupnya jalan-jalan.

Baca juga: Mengotot Jualan Saat PPKM Darurat, Seorang Pedagang di Pasar Tanah Abang Diamankan

"Suka duka antar paket atau makanan di masa pembatasan itu ya begini, banyak gang yang diportal," curhat Anggi, ojek online asal Bekasi.

Keadaan tersebut sering kali membuatnya harus memutar jalan.

"Sering lagi antar makanan menuju rumah pembeli, hampir semua jalannya diportal. Padahal sudah senang waktu liat peta, lokasinya dekat. Tapi karena diportal, saya jadi mutar-mutar, " lanjut dia.

Jika rumah yang dituju sudah dekat dari tempat jalanan ditutup, ia sering terpikir untuk melanjutkan dengan berjalan kaki. Namun, hal ini membuatnya dilema.

"Kalau dipaksakan jalan kaki, motor ditinggal di dekat portal. Bahaya, berisiko hilang. Tapi kalau lanjut nyetir, jaraknya kadang bisa 1 kilometer. Lumayan bensinnya," curhat Anggi.

Namun, keadaan jalanan yang diportal seperti sekarang menurutnya masih lebih baik dibandingkan momen di awal pandemi tahun lalu. Saat itu, banyak jalan tidak hanya diportal, melainkan juga orang yang melintas harus didesinfektan.

Baca juga: PPDB 2021 di Tengah PPKM Darurat, Warga Kota Bekasi Diimbau Maksimalkan Pendaftaran Online

"Terkadang masuk ke perumahan itu dijaga ketat. Setiap masuk harus disemprot disfektan. Pernah sampai 5 kali bolak-balik ke perumahan itu, pasti basah. Bahkan belum kering, sudah harus disemprot lagi, " kenang dia sambil tertawa.

Ia bersyukur, pada masa pembatasan kali ini, tidak banyak pos penjagaan yang mewajibkan didesinfektan. Meskipun ia cukup khawatir dengan penyekatan di sejumlah jalan besar.

Meskipun dirinya termasuk golongan pekerja yang diperbolehkan melintas asalkan bisa menunjukkan bukti pesanan, Anggi mengaku tetap khawatir dengan kemacetan yang ditimbulkan di lokasi-lokasi tersebut.

Oleh karena ini, ia menyikapinya dengan hanya mengambil orderan makanan yang dekat-dekat. Meskipun masih harus berhadapan dengan portal-portal jalanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com