Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS di Jabodetabek Penuh, Anggota DPR hingga Bupati Bekasi Meninggal Setelah Tak Dapat Ruang ICU

Kompas.com - 14/07/2021, 12:30 WIB
Ihsanuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ledakan kasus Covid-19 membuat rumah sakit tak mampu lagi menampung pasien. Banyak pasien yang akhirnya tak bisa mendapatkan layanan kesehatan.

Kondisi ini tak hanya terjadi di daerah dengan fasilitas kesehatan terbatas, tapi juga di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Sejumlah pejabat dan pegawai pemerintah di Jabodetabek pun kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan optimal hingga akhirnya meninggal dunia.

Berikut daftarnya yang telah dirangkum kompas.com:

Bupati Bekasi

Bupati Bekasi, Jawa Barat, yaitu Eka Supria Atmaja, meninggal dunia setelah berjuang melawan Covid -19. Eka sempat menjalani perawatan selama 10 hari di dua rumah sakit, yakni di RS Permata Bekasi dan Rumah Sakit Siloam, Kelapa Dua, Tangerang, Banten.

Baca juga: Meninggalnya Bupati Bekasi, Alarm Nyata Overkapasitas Fasilitas Kesehatan

Perawatan dilakukan di Tangerang setelah Eka tak mendapat ruang ICU di wilayahnya sendiri yang penuh dengan pasien Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Sri Enny Mainarti mengungkapkan bahwa Bupati Eka memiliki komorbid hipertensi.

"Kondisi jantung dan tekanan darah normal, namun karena beliau ada komorbid, jadi harus dilakukan perawatan di ruangan ICU," kata dia.

Setelah dipindah ke Rumah Sakit Siloam, kondisi Eka sempat membaik, tetapi takdir berkata lain. Ia meninggal dunia pada Minggu (11/7/2021).

Anggota DPR

Anggota Komisi II DPR RI John Siffy Mirin juga meninggal dunia akibat Covid-19 setelah terlambat ditangani. Ia berpulang pada 3 Juli 2021, dini hari.

Ketua Fraksi PAN di DPR, Saleh Daulay mengatakan, John wafat akibat terlambat mendapat perawatan di ruang ICU. Ia menyebutkan, John berpulang dua jam setelah akhirnya dapat dirawat di ICU Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).

"Malam terakhir meninggal itu justru meninggalnya setelah dipindahkan ke RSPAD tetapi hanya dua jam di ICU sudah meninggal karena terlambat, sangat terlambat sekali," ujar Saleh.

Baca juga: Politisi PAN: Saya Tak Mau Dengar Lagi Ada Anggota DPR Tak Dapat ICU

Akibat meninggalnya John itu, Wakil Sekjen PAN Rosaline Irine Rumaseuw melontarkan ide kontroversial yaitu agar pemerintah menyiapkan RS khusus pejabat. Ia mengatakan, dengan segala jaringan yang ia miliki sebagai elite partai, ia tetap kesulitan mencarikan tempat perawatan bagi John hingga akhirnya meninggal dunia.

"Saya sampai mengemis-ngemis, saya punya ketua Fraksi PAN, saya punya teman dari wakil ketua Komisi IX, saya punya ketua umum PAN, semua mengemis-ngemis ke (RS) Medistra untuk ada ruangan, itu sampai segitunya," ujar dia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan peninjauan tenda darurat di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, Senin (28/06/2021).ANTARA/Dokumentasi Pribadi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan peninjauan tenda darurat di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, Senin (28/06/2021).

Pegawai Kejari Jakarta Pusat

Seorang pegawai Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat juga meninggal dunia akibat Covid-19 dan kesulitan mendapat layanan kesehatan.

Hal ini disampaikan Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Pusat Riono Budi Santoso saat meminjamkan kendaraan operasional Kejaksaan untuk pengisian tabung oksigen di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, 12 Juli pagi.

Ia mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 saat ini dampaknya sudah semakin terasa. Banyak orang terdekat yang harus menjadi korban.

"Termasuk di Kejari Jakarta pusat sudah ada dua pegawai yang meninggal karena Covid-19," kata Budi.

"Satu orang, kemarin hari Sabtu, yang itu juga karena kesulitan dapat akses kesehatan," ujar dia.

Namun ia tak merinci lebih jauh layanan kesehatan apa yang tidak didapatkan oleh pegawainya sehingga akhirnya meninggal dunia. Kejari Jakpus hanya menegaskan bahwa pihaknya tidak tinggal diam atas kondisi ini. Kejaksaan Tinggi DKI bersama Kejari Jakarta Pusat turut membantu penanganan pandemi dengan meminjamkan dua mobil operasional ke RSUD Tarakan.

Dua unit mobil boks itu bisa mengangkut hingga 60 tabung oksigen sehingga diharapkan bisa memperlancar proses pengisian ulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com