Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Progres Vaksinasi Covid-19 di Depok: Pelayan Publik Sudah 175 Persen, Lansia Baru 25 Persen

Kompas.com - 26/07/2021, 05:57 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok memperbarui data capaian vaksinasi Covid-19 di wilayahnya hingga Minggu (25/7/2021).

Progres vaksinasi Covid-19 di Depok belum begitu menggembirakan, yakni baru mencapai 16,9 persen (272.687) untuk dosis pertama.

Sebagai perbandingan, DKI Jakarta mengumumkan sudah melakukan vaksinasi Covid-19 hingga 80 persen (7.050.648) untuk dosis pertama.

Baca juga: UPDATE: 17.906.504 Juta Orang Sudah Divaksinasi Covid-19 Dosis Kedua

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita menyebut perbedaan laju vaksinasi antara Depok dengan Jakarta disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari suplai vaksin hingga ketersediaan SDM dan lokasi vaksinasi.

DKI Jakarta sebagai daerah tingkat 1 dengan status ibukota jelas mempunyai sumber daya yang lebih besar untuk merekrut tenaga vaksinator dan menyiapkan lokasi vaksinasi.

Sementara itu, Wali Kota Depok Mohammad Idris menyinggung soal seretnya suplai vaksin dari pemerintah pusat.

Baca juga: Daftar Lokasi Vaksinasi Covid-19 di Depok Periode Juli

"Vaksin yang diberikan kementerian kepada kita itu sudah habis, sudah 0," kata Idris pada Jumat lalu.

Dalam data capaian vaksinasi Covid-19 di Depok hingga Minggu (25/7/2021), terlihat bahwa vaksinasi untuk lansia kalah cepat dengan masyarakat umum dan petugas pelayan publik.

Novarita pernah mengungkapkan soal sulitnya mobilitas lansia untuk ikut vaksinasi di balik persoalan ini. Selain itu, lansia kini juga tak jadi prioritas khusus dalam program vaksinasi Covid-19.

Berikut data terbaru capaian vaksinasi Covid-19 di Depok yang dirilis oleh dinas kesehatan:

Data umum

Target sasaran: 1.636.356

Dosis 1: 272.687 (16,9 persen)

Dosis 2: 132.047 (8,18 persen)

Data rinci

1. SDM kesehatan

Dosis 1: 13.153 (118,21 persen)

Dosis 2; 11.476 (103,14 persen)

2. Lansia

Dosis 1: 30.913 (25,77 persen)

Dosis 2: 26.624 (22,2 persen)

3. Petugas pelayanan publik

Dosis 1: 156.201 (175,93 persen)

Dosis 2: 82.106 (92,48 persen)

4. Masyarakat rentan dan umum

Dosis 1: 69.534 (5,85 persen)

Dosis 2: 11.586 (0,97 persen)

5. Remaja

Dosis 1: 2.125 (1,04 persen)

Dosis 2: 3 (0,0001 persen)

6. Gotong-royong

Dosis 1: 761 (0,05 persen)

Dosis 2: 252 (0,02 persen)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com