Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Mal Heran Selalu Jadi Sasaran Pembatasan Saat Pandemi

Kompas.com - 26/07/2021, 16:35 WIB
Ihsanuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta, Ellen Hidayat, heran bahwa mal selalu menjadi sasaran pembatasan dalam upaya menekan penyebaran Covid-19. Ia mempertanyakan mengapa pemerintah sangat membatasi kegiatan jual beli di mal tetapi tidak di pusat perbelanjaan lain seperti pasar tradisional.

"Mal ini kenapa ya jadi sasaran terus? Apa biar ada gaungnya di media?" kata Ellen kepada Kompas.com, Senin (26/7/2021).

Dalam aturan terbaru Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 periode 26 Juli-2 Agustus 2021, mal masih belum boleh beroperasi kecuali akses ke pasar swalayan dan restoran. Restoran yang berada di dalam mal juga hanya diperkenankan untuk memberi layanan take away atau delivery.

Baca juga: Pengusaha Mal di Jakarta Tak Setuju Pengunjung Harus Tunjukkan Sertifikat Vaksin

Namun Ellen menyoroti langkah pemerintah yang membolehkan pasar rakyat dan pasar tradisional beroperasi.

"Padahal pasar tradisional itu kan dari awal pandemi selalu penuh. Prokesnya bagaimana, sulit diawasi," kata dia.

Ellen berani menjamin penerapan protokol kesehatan di mal di Jakarta jauh lebih ketat dibandingkan pasar tradisional. Bahkan, ia menyebut mal sudah keluar uang banyak untuk memodifikasi tombol touchless sensor di lift, menambah petugas keamanan, hingga memvaksinasi seluruh pekerja.

"Vaksinasi itu kan vaksinnya kami memang dapat gratis. Tapi tenaga kesehatannya kami bayar sendiri ke rumah sakit," ujar dia.

Ellen juga menyoroti adanya garis abu-abu antara pusat perbelanjaan yang disebut sebagai mal dan pasar rakyat. Ia mencontohkan Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat yang kini sudah boleh beroperasi karena dikategorikan sebagai pasar rakyat.

Baca juga: Mal Boleh Buka Terbatas di Wilayah PPKM Level 3 Jawa-Bali

Sementara pusat perbelanjaan seperti ITC (International Trade Center) belum bisa beroperasi karena dikategorikan sebagai mal.

"Padahal, sebenarnya Pasar Tanah Abang dan ITC itu kan sama saja. Jadi muncul guyonan di kalangan asosiasi untuk mengubah saja nama depannya menjadi pasar supaya diperbolehkan beroperasi," kata Ellen.

Dia menyadari mal selama ini kerap diasosiasikan sebagai tempat bisnisnya para pengusaha besar sehingga dianggap lebih bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19. Namun, ia mengingatkan bahwa sebenarnya banyak tenant di mal juga sudah tidak lagi mampu untuk menggaji karyawan jika mal terus ditutup.

Akhirnya, penutupan mal ini pun berdampak pada para karyawan yang juga adalah rakyat kecil.

"Karyawan tenant yang gajinya UMP, kalau dia dirumahkan, tidak digaji, punya anak dua, bagaimana bisa bertahan?" ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com