Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Anak: Sembarangan Jadi Donor ASI Bisa Jadi Tanpa Sadar Tularkan Penyakit

Kompas.com - 29/07/2021, 20:04 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah bayi kerap kali membutuhkan donasi ASI. Di media sosial, banyak orangtua yang saling berbagi informasi mengenai donasi ASI untuk bayi yang membutuhkan.

Namun, cara tersebut rupanya bisa terhitung berbahaya.

Dokter Agnes Tri Harjaningrum Sp.A, dokter spesialis anak di salah satu rumah sakit di Jakarta, mengatakan bahwa donasi ASI bisa cukup berbahaya jika tidak melalui tes screening yang tepat.

"Kalau donor tidak di-screening terlebih dahulu, nanti bayinya bisa saja tertular penyakit yang mungkin saja donornya tidak tahu bahwa ia sedang mengidap suatu penyakit," ungkap Agnes saat dihubungi, Kamis (29/7/2021).

Baca juga: Sentra Vaksinasi JIExpo Layani Penyuntikan Dosis 2 Sinovac, Simak Jadwalnya

Ia bercerita, ada kejadian ketika sang donor ASI tidak menyadari bahwa dirinya terkena HIV.

"Pernah ada kejadian, donornya tidak tahu kalau dia ada HIV. Belum dicek lalu menjadi donor ASI," kenang dia.

Anak yang menerima ASI tersebut, kata Agnes, kemudian ikut terkena HIV.

"Walaupun presentasinya kecil, HIV juga bisa menular lewat ASI," ucap dia.

Tidak hanya HIV, Agnes juga mengungkapkan penyakit lainnya yang bisa ditularkan melalui ASI, seperti hepatitis B, hepatitis C, CMV, dan sifilis.

Baca juga: Pemprov DKI Tambah Aturan PPKM: Makan di Warteg Wajib Tunjukan Sertifikat Vaksin Covid-19

Selain itu, ada sejumlah situasi lain yang menjadi faktor kelayakan seorang donor ASI.

Oleh karena itu, Agnes berharap, masyarakat yang hendak menerima donasi ASI untuk lebih berhati-hati sebelum memutuskan menerima ASI.

Selain itu, meskipun Agnes mengapresiasi niat baik saling bantu para ibu donor ASI, ia berharap calon donor bisa memastikan bahwa dirinya sehat dan aman terlebih dahulu.

Caranya dengan memeriksakan kesehatannya dan melalui berbagai tes kesehatan, meskipun Agnes mengakui bahwa biaya tes tersebut tergolong mahal bagi sebagian kalangan masyarakat.

"Baiknya kalau ingin menjadi donor, ikuti prosedur dengan screening cek lab dan lain-lain," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com