Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pengakuan Seniman yang Bikin Mural "Kami Lapar Tuhan" di Jakpus

Kompas.com - 26/08/2021, 21:44 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pembuat mural yang berisi kritik terhadap pemerintah di Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, angkat bicara.

Mural yang kini telah dihapus aparat itu dibuat oleh empat seniman yang juga warga Jakarta. Namun, para pembuat mural itu memilih merahasiakan identitas mereka.

Mereka memilih menggunakan akun Instagram anonim tembokperlawanan_ guna mengunggah karya-karyanya. 

Baca juga: Mural Kami Lapar Tuhan di Jakpus Dihapus Pakai Cat Hitam

Saat dihubungi pada Kamis (26/8/2021), admin akun itu menjelaskan bahwa mural tersebut dibuat pada hari Minggu lalu.

Tujuan mereka membuat lukisan tembok itu adalah untuk menyuarakan keresahan rakyat tanpa maksud menghina atau memprovokasi siapa pun.

"Mural ini enggak mengandung unsur rasis, menghina, atau provokasi. Hanya bersuara mewakili keresahan rakyat," kata admin akun tersebut.

Mural yang dibuat itu menampilkan gambar dua buah televisi yang berdampingan. Televisi pertama bertuliskan "Yang bisa dipercaya dari TV Cuma Adzan", sedangkan televisi kedua bertuliskan "Kami Lapar Tuhan".

Baca juga: Aparat Hapus Mural Kami Lapar Tuhan di Jakpus lewat Tangan Warga

Kemudian di samping kanan kedua televisi tersebut terdapat kalimat "Jangan takut tuan-tuan, ini cuma street art".

Admin akun tembokperlawanan_ menegaskan bahwa mural tersebut menggambarkan keresahan warga saat ini terkait mural kritik sosial di berbagai daerah yang dihapus aparat.

"Karena PPKM, kita enggak mungkin berkerumun apalagi demo, jadi lebih baik kita bersuara lewat dinding," katanya.

Admin akun tembokperlawanan_ menyesalkan mural yang telah mereka buat itu kini justru dihapus oleh aparat.

Padahal, menurut mereka, mural sudah mewarnai tembok-tembok kota, termasuk di Jakarta.

Mural itu telah dihapus pada Kamis sore tadi sekitar pukul 15.45 WIB. Penghapusan mural itu dilakukan oleh warga atas perintah aparat keamanan setempat. Sejumlah aparat pun turut mengawasi penghapus mural itu.

Warga menimpa seluruh mural menggunakan cat tembok warna hitam.

Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi sebelumnya mengaku telah berkoordinasi dengan Camat Tanah Abang Yassin Pasaribu untuk menghapus mural tersebut. Irwandi beralasan, mural tersebut berisi pesan yang tak mendidik.

Ia khawatir jika mural itu dibiarkan, maka akan menjadi preseden buruk dan dicontoh oleh warga Jakarta lainnya.

"Kalau ekspresi begitu semua kita izinkan, nanti se-Jakarta ekspresi begitu, 'kami lapar butuh makan". Enggak mendidik lah," kata Irwandi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com