Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinjau PTM di SDN Pasar Baru 1, Wali Kota Tangerang Ingatkan soal Prokes ke Murid

Kompas.com - 25/10/2021, 09:20 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - SDN Pasar Baru 1, Koang Jaya, Karawaci, Kota Tangerang, mulai menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas untuk pertama kalinya, Senin (25/11/2021).

Sebagaimana diketahui, PTM terbatas serentak pertama kalinya digelar di 45 SD di Kota Tangerang pada Senin ini.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah meninjau pelaksanaan PTM terbatas di SDN Pasar Baru 1.

Tiba di SDN Pasar Baru 1 sekira pukul 08.15 WIB, Arief yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Jamaluddin langsung meninjau penerapan PTM di beberapa kelas.

Kepada para siswa, Arief mengajukan sejumlah pertanyaan berkait penerapan PTM terbatas.

"Lebih enak mana, belajar di sini atau online?" tanya Arief kepada siswa kelas 6D di SDN Pasar Baru 1.

Baca juga: UPDATE 24 Oktober: Tambah 1 Kasus di Kota Tangerang, 35 Pasien Covid-19 Masih Dirawat

Siswa itu kemudian menjawab, PTM terbatas terasa lebih enak.

Kepada murid SD lain, Arief bertanya apakah orangtua mereka sudah divaksinasi Covid-19.

"Orangtua sudah," jawab seorang murid kepada Arief.

Selain itu, dia juga bertanya apakah anggota keluarga lainnya di rumah murid SD itu yang sudah berusia 12 tahun ke atas sudah divaksinasi Covid-19.

"Kakak saya sudah," kata murid tersebut.

Arief kemudian mengecek penerapan PTM di kelas 6E. Di sana, Arief mengajak murid yang hadir untuk bernyanyi.

Baca juga: Berenang Tengah Malam, Seorang Warga Hilang di Kanal Banjir Barat

Usai mengajak mereka bernyanyi, Arief mengingatkan soal penerapan protokol kesehatan kepada para murid SD di kelas 6E.

"Pulang sekolah mandi. Sama bapak/ibu (di rumah), jangan salim dulu. Mandi. Rendam baju di ember," kata politikus Demokrat tersebut.

Kabid Pembinaan SD Dindik Kota Tangerang Helmiati sebelumnya mengatakan, murid SD yang akan mengikuti PTM terbatas mulai dari kelas 1-6. Pelaksanaan PTM setiap angkatan hanya satu hari dalam satu minggu.

Helmiati menyebutkan, kapasitas setiap kelas hanya 50 persen dari kapasitas normal.

Baca juga: Tragedi Rumah Ambruk di Kalideres, Remaja Cari Jasad Ibu dan Adiknya yang Berpelukan Tertimpa Reruntuhan

Helmiati mencontohkan, sebanyak 50 persen murid kelas 6 mengikuti pembelajaran pada pukul 07.00 WIB-09.00 WIB. Pembelajaran itu disebut sebagai kelas pagi.

Sebanyak 50 persen murid kelas 6 sisanya lantas mengikuti pembelajaran pada pukul 10.00 WIB-12.00 WIB di kelas yang berbeda dari yang digunakan oleh murid yang mengikuti kelas pagi.

Helmiati menyebutkan, murid kelas 4, 5, dan 6, mengikuti PTM selama dua jam pelajaran. Murid kelas 1, 2, dan 3, mengikuti PTM selama satu setengah jam pelajaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Mendengar Aduan Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Mendengar Aduan Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com