Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puskesmas Pancoran Mas Depok Harap ODGJ Terkontrol Tak Ragu Ikut Vaksinasi Covid-19

Kompas.com - 03/11/2021, 16:04 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pancoran Mas, Depok mengajak orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) untuk mengikuti vaksinasi Covid-19.

Penderita ODGJ diminta tak ragu untuk datang ke puskesmas dan mengikuti skrining sebelum menerima suntikan vaksinasi.

Anggota Tim Vaksinasi Covid-19 UPTD Puskesmas Pancoran Mas, dr Chandra mengatakan, vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Pancoran Mas menyasar ODGJ dengan kondisi terkontrol.

Chandra mengatakan, pihaknya akan melakukan skrining untuk menentukan kelayakan penderita ODGJ yang datang untuk menerima vaksinasi.

Baca juga: Bakal Jemput Bola, Kecamatan Ciracas Data ODGJ yang Belum Divaksinasi Covid-19

“Siapapun (ODGJ) dengan kondisi apapun saat sentra vaksinasi dibuka silakan datang untuk dilakukan skrining. Supaya enggak takut dan dapat diberikan vaksinasi asal bisa melewati skrining. Secara prinsip semua penyakit bisa divaksin asal lolos skrining,” kata Chandra saat ditemui di Puskesmas Pancoran Mas, Rabu (3/11/2021) siang.

Chandra menyebutkan, pihaknya menuliskan pengumuman melalui flyer mengenai syarat vaksinasi Covid-19 untuk ODGJ. Adanya pengumuman ini diharapkan dapat membuat masyarakat memahami bahwa penyakit gangguan kejiwaan yang kerap terstigma juga berhak mendapatkan vaksinasi Covid-19.

“Ini mempermudah orang-orang atau keluarga yang memiliki ODGJ untuk vaksinasi. Terkadang syarat-syarat (vaksinasi) itu tak mencakup penyakit-penyakit lainnya, penyakit yang terstigma,” ujar Chandra.

Baca juga: 7 Kali Lebih Berisiko Terinfeksi Corona, Begini Tatalaksana Vaksinasi Covid-19 ODGJ

Chandra menjelaskan, ODGJ terkontrol yang dimaksud adalah orang-orang yang menderita schizophrenia yang rutin mengonsumsi obat untuk mengontrol atau menekan gejala akut.

Kategori terkontrol atau tidak nantinya akan dinilai oleh petugas vaksinasi lewat skrining.

“Jadi pada saat skirining nanti dilihat pada saat wawancara, analisa baik dari dia dan keluarga, dalam kondisi terkontrol. Namanya ODGJ kan memang untuk terkontrol itu beda-beda setiap orang,” kata Chandra.

“Komunikasi baik sekali. Yang penting gejala akutnya sedang tidak muncul, ada pendampingan dari keluarga, obat masih rutin dikontrol masih diminum masih bisa kita berikan (vaksin),” lanjut Chandra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com