JAKARTA, KOMPAS.com – Faktor manusia menjadi salah satu poin penting yang disorot Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam rencana menginvestigasi PT Transjakarta.
Investigasi yang ditargetkan berlangsung dua pekan itu berkaitan dengan banyaknya kecelakaan yang terjadi pada bus-bus Transjakarta.
“Salah satu area yang akan kami lihat terutama juga masalah human factors. Masalah human factors ini menjadi hal yang dominan karena unit Transjakarta berjalan di koridor, yang menyebabkan rasa lelah yang luar biasa bagi pengemudi,” kata Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, kepada wartawan selepas rapat dengan direksi PT Transjakarta, Selasa (7/12/2021).
Baca juga: Bus Transjakarta Kecelakaan Terus, KNKT Mulai Investigasi 4 Hal
“Kalau di luar negeri, bus yang berjalan di koridor ada guide/pemandunya. Jadi pengemudinya hanya mengerem dan mengegas. Kalau di sini kan juga harus memperhatikan kanan dan kirinya supaya tidak menyerempet (separator),” ujar dia.
Soerjanto menyoroti, pada bus yang melintas di koridor, pengemudi butuh fokus ekstra. Selisih jarak kanan dan kiri badan bus terbilang sempit.
“Beloknya juga harus pas. Kalau terlalu ke kiri sedikit, menyerempet. Itu bukan masalah kompetensi, tapi memang ini ada batasan performa manusia. Disuruh konsentrasi terus, mandangi sesuatu selama satu jam, capek,” kata dia memberi gambaran.
Soerjanto juga membuka kemungkinan pada dugaan bahwa para pengemudi kurang familiar dengan bus yang mereka kemudikan setiap hari.
Ia menegaskan, hal itu masih sebagai dugaan awal saja. Bus-bus impor pabrikan Eropa, misalnya, diduga tidak cocok ergonominya dengan pengemudi lokal.
“Kalau di Jepang, pasti mereka akan menstandarkan untuk orang Jepang. Jadi dia selalu apa pun dari luar, dia akan bikin standar untuk ergonomi orang Jepang,” sebut Soerjanto.
Sebagai informasi, para sopir bus-bus Transjakarta memiliki jam kerja selama 8 jam sehari. PT Transjakarta mengeklaim bahwa para operator membayar pengemudi secara tetap, bukan pada capaian tertentu seperti jarak tempuh.
Namun, KNKT mengaku akan juga mengaudit sisi organisasi dan manajemen hingga kesejahteraan para pengemudi. Hal itu sebagai bagian dari investigasi human factors yang disinggung Soerjanto sejak awal.
PT Transjakarta, dalam rapat dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin lalu, menyebutkan bahwa ada 502 kecelakaan yang melibatkan bus mereka dalam kurun Januari-Oktober 2021. Dari data itu, terungkap bahwa mayoritas kecelakaan disebabkan bus yang menabrak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.