"Tetapi pada saat itu, saya pikir sudah berakhir masa penderitaan saya. Tiba-tiba saya lagi jalan, saya jatuh," kata Sudirman.
Sudirman dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi tak sadarkan diri. Di rumah sakit, dokter mendiagnosis bahwa ada gangguan syaraf di kepala Sudirman. Dokter pun meresepkan obat yang harus diminum.
Ia pun sempat mencoba berhenti minum obat syaraf yang diberikan dokter. Namun, keputusannya itu membuat Sudirman kembali ambruk. Dokter lalu meminta Sudirman tak berhenti minum obat.
"Dan sampai hari ini saya masih minum obat syaraf itu. Saya tidak tahu kapan harus berhenti mengonsumsi obat ini," kata Sudirman.
Baca juga: Kisah Penyintas Bom Thamrin: Berjuang Setelah Kehilangan Pekerjaan dan Masih Trauma
Ujian hidup Sudirman belum selesai. Ada ujian lain yang harus ia tempuh. Matanya harus dioperasi, imbas ledakan bom membuat matanya mengalami pendarahan.
Awalnya, mata Sudirman tak terlalu bermasalah. Namun, dokter menyebutkan, ada pendarahan di mata kirinya.
"Pembengkakan itu dicek oleh dokter bahwa ada serpihan yang tersisa di mata kiri saya," kata Sudirman.
Tahun 2010, tak ada pilihan lain bagi Sudirman. Bola mata kiri Sudirman harus diangkat lantaran dokter sudah menyerah.
Sudirman ingat kata dokter saat itu, "Kata dokter, seandainya pun mata kamu dipertahankan akan berdampak ke mata kanan kamu."
Baca juga: Bom Mematikan yang Pernah Guncang Jakarta Selain Bom Thamrin
Ia pun ikhlas dan ridho. Bola matanya diangkat. Kini, Sudirman hanya mengandalkan mata kanannya untuk melihat. Mata kirinya palsu.
"Alhamdillah saya kini menggunakan satu mata. Mata kiri saya, mata palsu. Dan bagi saya ini adalah suatu ujian sekaligus nikmat karena dengan hal ini saya tetap bangkit, tetap merasa bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada saya," kata Sudirman.
"Perjalanan hidup itu membuat saya tetap tangguh, kukuh, dan alhamdulillah saya bisa melanjutkan kuliah ya akhirnya saya sarjana pendidikan Bahasa Inggris. Saat ini walaupun dengan kondisi seperti ini, impian itu tetap terwujud."
"Allah punya jalan, namun ujian itu tidak membuat saya untuk jatuh tapi justru bangkit kembali," ujar Sudirman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.