Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Hidup Sudirman, Penyintas Bom Kedubes Australia: Kehilangan Mata Kiri, Minum Obat hingga Kini

Kompas.com - 10/12/2021, 15:58 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Nursita Sari

Tim Redaksi

"Tetapi pada saat itu, saya pikir sudah berakhir masa penderitaan saya. Tiba-tiba saya lagi jalan, saya jatuh," kata Sudirman.

Sudirman dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi tak sadarkan diri. Di rumah sakit, dokter mendiagnosis bahwa ada gangguan syaraf di kepala Sudirman. Dokter pun meresepkan obat yang harus diminum.

Ia pun sempat mencoba berhenti minum obat syaraf yang diberikan dokter. Namun, keputusannya itu membuat Sudirman kembali ambruk. Dokter lalu meminta Sudirman tak berhenti minum obat.

"Dan sampai hari ini saya masih minum obat syaraf itu. Saya tidak tahu kapan harus berhenti mengonsumsi obat ini," kata Sudirman.

Baca juga: Kisah Penyintas Bom Thamrin: Berjuang Setelah Kehilangan Pekerjaan dan Masih Trauma

Ujian hidup Sudirman belum selesai. Ada ujian lain yang harus ia tempuh. Matanya harus dioperasi, imbas ledakan bom membuat matanya mengalami pendarahan.

Awalnya, mata Sudirman tak terlalu bermasalah. Namun, dokter menyebutkan, ada pendarahan di mata kirinya.

"Pembengkakan itu dicek oleh dokter bahwa ada serpihan yang tersisa di mata kiri saya," kata Sudirman.

Tahun 2010, tak ada pilihan lain bagi Sudirman. Bola mata kiri Sudirman harus diangkat lantaran dokter sudah menyerah.

Sudirman ingat kata dokter saat itu, "Kata dokter, seandainya pun mata kamu dipertahankan akan berdampak ke mata kanan kamu."

Baca juga: Bom Mematikan yang Pernah Guncang Jakarta Selain Bom Thamrin

Ia pun ikhlas dan ridho. Bola matanya diangkat. Kini, Sudirman hanya mengandalkan mata kanannya untuk melihat. Mata kirinya palsu.

"Alhamdillah saya kini menggunakan satu mata. Mata kiri saya, mata palsu. Dan bagi saya ini adalah suatu ujian sekaligus nikmat karena dengan hal ini saya tetap bangkit, tetap merasa bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada saya," kata Sudirman.

"Perjalanan hidup itu membuat saya tetap tangguh, kukuh, dan alhamdulillah saya bisa melanjutkan kuliah ya akhirnya saya sarjana pendidikan Bahasa Inggris. Saat ini walaupun dengan kondisi seperti ini, impian itu tetap terwujud."

"Allah punya jalan, namun ujian itu tidak membuat saya untuk jatuh tapi justru bangkit kembali," ujar Sudirman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com