Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nakes di Krukut, Baru 2 Jam Kerja Sudah Ada 1 Warga Positif Covid-19

Kompas.com - 15/01/2022, 12:04 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Di sela-sela memeriksa warga yang datang hilir berganti, Wahyu dan Septi menceritakan perbedaan bertugas di area karantina dan di tempat normal.

"Di wilayah karantina ini, warganya ada yang positif. Sebagian ada yang isoman di rumah. Sehingga, lingkungannya menjadi sepi. Kalau di luar itu masih ramai," kata Septi.

Wahyu pun menambahkan, proses pelacakan di wilayah karantina bisa lebih mudah. Sebab, pendataan warganya jadi lebih rapi. Sehingga mempermudam dalam melacak informasi warga atau tracing.

Namun demikian, Wahyu mengatakan tidak ada perbedaan signifikan antara karakter warga karantina dengan yang non karantina.

Baca juga: Ada 725 Kasus Omicron di DKI hingga 15 Januari, 75 Persennya dari Luar Negeri

Namun, ia menyadari, warga di dalam area karantina lebih peka terhadap kesehatannya hingga beberapa telrihat agak cemas.

"Karakter warganya sama aja, tapi ada beberapa warga yang agak cemas. Jadi mereka ada keluhan sakit sedikit, itu langsung tes," kata Septi.

"Namun ini bagus, sebab, mereka menjadi lebih banyak inisiatif. Walaupun, kembali ke masing-masing karakter orang," lanjut dia.

Selain itu, Wahyu mengatakan, di dalam area karantina, warga tidak hanya melakukan tes usap untuk mengetahui kesehatannya saja, melainkan juga untuk keluar area karantina saat ada keperluan darurat.

"Kalau di area lockdown kan, tes ini sebagai syarat keluar masuk area lockdown," pungkas Wahyu.

Adapun hingga kemarin, virus ganas tersebut telah menginfeksi tubuh 67 warga Krukut. Bahkan, salah satu warga harus diisolasi khusus lantaran terpapar varian Omicron.

Baca juga: Luhut: Kita Mau Lonjakan Kasus Covid-19 akibat Varian Omicron Bisa Diturunkan

Meski sebagian besar pasien telah dirujuk ke tempat isolasi terpusat, sebanyak 20 pasien masih harus mengisolasi diri di kediaman masing-masing.

Enggan kalah tanpa perlawanan, sejumlah upaya pun dilakukan. Selain melacak paparan Covid-19 pada warga lainnya, wilayah ini pun dikarantina hingga satu RW.

Tak ada lagi pedagang keliling, tak ada lagi tamu yang dapat berkunjung. Sejumlah wilayah RT dengan pasien isoman (isolasi mandiri), harus dikarantina total.

Sedangkan, beberapa wilayah RT lain di RW 02 yang tidak ada pasien, warga masih bisa keluar masuk area untuk keperluan darurat dengan sejumlah persyaratan. Salah satu syaratnya, warga harus menunjukan hasil tes negatif Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com