TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Guru Besar di Departemen Kriminologi FISIP Universitas Indonesia Muhammad Mustofa mengatakan faktor utama penyebab terjadinya perkelahian antara nasabah dan rentenir di Ciputat, Tangerang Selatan bukan karena faktor jumlah utang Rp 350.000 yang ditagih.
"Jumlah (utang) tidak menjadi pengaruh, yang jadi provokasi ketika korban memukul kepala pelaku duluan, kemudian terjadi perkelahian," ujar Mustofa saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/1/2022).
Apalagi, kata dia, rentenir kerap menagih nasabah dengan menggunakan kekerasan verbal. Akan tetapi, dalam kasus ini, pelaku disebut tersinggung saat terjadi kekerasan fisik terhadapnya.
"Karena tersinggung, pelaku kemudian naik pitam. Nalarnya cepat sekali langsung melakukan perlawanan. Itu selang waktunya sebentar sekali," jelas Mustofa.
Lantas, mengapa kejadian tersebut berujung nahas? Menurut Mustofa, hal ini disebabkan keduanya sedang disulut emosi.
Mereka sudah kehilangan akal sehat sehingga saat melihat di lokasi kejadian ada senjata tajam, keduanya menggunakannya sebagai bentuk pembelaan diri berupa perlawanan.
"Sudah melampaui batas kemampuan mengendalikan diri, itu biasanya perlawanan sebagai bentuk puncak kemarahan," lanjutnya.
Baca juga: Kriminolog Sebut Penagihan oleh Rentenir Cenderung Timbulkan Kekerasan, Bagaimana Mengatasinya?
Mustofa meyakini bahwa pelaku langsung menyesali perbuatannya. "Pelaku akan menyesali diri dan cerita apa adanya ke polisi," ungkapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.