Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Polisi Saat Kakek 89 Tahun Dikeroyok Massa hingga Tewas, IPW Desak Pemeriksaan oleh Propam

Kompas.com - 24/01/2022, 16:42 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Police Watch (IPW) mendesak agar polisi yang berada di lokasi pengeroyokan terhadap pengendara mobil, HM (89), diperiksa oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri. 

Adapun HM tewas usai dikeroyok massa di Jalan Pulo Kambing Raya, Kawasan Industri Pulogadung, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (23/1/2022) dini hari.

HM diteriaki sebagai maling usai mobilnya menyenggol seorang pengendara motor. Massa berbondong-bondong mengejar mobil HM dan menyerangnya secara membabi buta setelah berhasil menghentikan laju kendaraan roda empat tersebut.

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mengatakan, anggota Patroli Komando (Patko) di lokasi pengeroyokan harus dimintai keterangan untuk mengungkap dalang di balik aksi salah sasaran berujung penghilangan nyawa tersebut.

"Dalam hal ini yang menjadi fokus adalah harus ada tindakan pengamanan oleh Patko walau kalah jumlah," kata Sugeng dalam keterangannya, Senin (24/1/2022).

Baca juga: Fakta Kakek 89 Tahun Tewas Dikeroyok, Diteriaki Maling Usai Senggol Motor dan Diserang Membabi Buta

"Apakah prosedur standar pengamanan, termasuk penggunaan senjata oleh polisi telah diterapkan? Itu yang akan menjadi fokus pemeriksaan," imbuhnya.

Sugeng menuturkan, anggota Patko harus diperiksa oleh Propam untuk menilai ada atau tidaknya pelanggaran disiplin di lokasi.

"Kalau ada anggota Patko (di lokasi pengeroyokan), maka anggota tersebut bisa dikenakan tindakan pelanggaran disiplin dan etika, dan bisa dikenakan sanksi," kata Sugeng.

Pengakuan saksi mata di lokasi

Seorang karyawan pabrik di sekitar lokasi pengeroyokan, Kirun (32), menyebut ada dua polisi yang menyaksikan peristiwa pengeroyokan tersebut.

Namun, kedua polisi itu tak dapat berbuat banyak karena kalah jumlah dengan massa. 

"Polisi ada dua orang kalau enggak salah, patroli juga, enggak kuat nahan karena sebegitu banyaknya massa. Makanya saya enggak berani (melerai) walaupun mereka enggak ada yang bawa senjata," tutur Kirun seperti dilansir Tribun Jakarta.

Baca juga: Kesaksian Warga Lihat Kakek 89 Tahun Dituduh Maling, lalu Dikeroyok hingga Tewas

Kirun mengatakan, massa awalnya mengejar mobil yang dikendarai HM dengan sepeda motor.

Setelah berhasil menghentikan laju mobil yang dikendarai HM, mereka lalu memecahkan kaca mobil dengan balok kayu dan batu. Lalu mereka pun langsung memukuli HM dengan membabi buta.

"Saya lihat di mobil ada gendongan bayi dan tongkat buat jalan. Saya pikir enggak mungkin kakek ini maling. Tapi mereka tetap saja teriak maling-maling," kata Kirun.

HM yang sudah lansia pun tak bisa berbuat banyak saat dikeroyok oleh para pelaku.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Megapolitan
Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja 'Video Call' Ibunya Saat Diciduk Warga

Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja "Video Call" Ibunya Saat Diciduk Warga

Megapolitan
Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com