Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak Keluarga Belum Terima Pemberitahuan Perkembangan Penyidikan Kakek Tewas Dikeroyok di Cakung

Kompas.com - 25/01/2022, 18:34 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum keluarga Wiyanto Halim, Freddy Yohannes Patty, menyatakan bahwa pihak keluarga kliennya belum menerima surat pemberitahuan perkembangan hasil penyidikan (SP2HP) terkait kasus tewasnya kakek 89 tahun akibat dikeroyok di Cakung.

Oleh karena itu, pihak keluarga Wiyanto Halim belum dapat menanggapi pernyataan polisi, termasuk soal kejadian pengeroyokan yang dicurigai keluarga tidak spontan dilakukan.

"Kami belum menerima SP2HP dari kepolisian. Besok kami akan ke Polres untuk minta SP2HP. Setelah itu kami baru bisa menanggapi pernyataan kepolisian tersebut," ujar Freddy, Selasa (25/1/2022).

Adapun mengenai penetapan lima tersangka pengeroyokan, Freddy menyebut keluarga Wiyanto Halim sudah mendapatkan laporan tersebut.

Baca juga: Polisi Sebut 5 Tersangka Pengeroyok Kakek 89 Tahun Tak Ada Kaitannya dengan Urusan Sengketa Tanah Korban

Dia mengatakan, ada lima orang yang ditetapkan sebagai tersangka dari 14 orang yang diperiksa.

"Salah satunya adalah orang, provokator yang teriak maling-maling itu sudah dinyatakan sebagai tersangka," kata Freddy.

Kendati demikian, Freddy menyebut keluarga Wiyanto Halim belum mendapatkan informasi rinci terkait peran masing-masing pelaku.

Namun, pihak kepolisian telah memberitahukan bahwa salah satu pelaku adalah orang yang berada paling depan dan berteriak "maling".

Baca juga: Kronologi Pengeroyokan Kakek 89 Tahun hingga Tewas, Awalnya Serempetan dan Ada Provokasi Pemotor

Lebih lanjut keluarga Wiyanto Halim, kata Frddy, merasa yakin bahwa polisi dapat mengusut tuntas kasus ini.

"Kami sangat mengapresiasi apa yang sudh dilakukan kepolisian Jakarta Timur karena dalam 2 hari saja sudah banyak yang diperiksa, artinya mereka sungguh-sungguh melakukan pekerjaan ini," ucap dia.

Sebagaimana diketahui, seorang pria lanjut usia tewas usai dikeroyok sejumlah warga di Jalan Pulokambing, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (23/1/2022) dini hari.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqaffi mengatakan, mobil yang dikendarai korban sempat menyenggol pemotor.

Baca juga: Kakek Tewas Dikeroyok karena Diteriaki Maling, Mengapa Orang Main Hakim Sendiri?

Korban lantas diteriaki maling, sehingga warga berbondong-bondong mengejar mobil tersebut dan menghakimi pengemudinya setelah laju kendaraannya terhenti.

"Informasinya korban sempat nabrak pemotor. Jadi diprovokasi maling oleh pemotor yang mengejar," ujar Ahsanul, Minggu, dilansir dari Tribunnews.com.

Ahsanul memastikan bahwa sang pengendara mobil bukan maling seperti yang dituduhkan.

"Bukan (maling), itu warga saja salah persepsi. Itu punya dia sendiri kok, sudah kami cek,” imbuhnya.

Saat ini, polisi telah menetapkan 5 tersangka atas kejadian tersebut.

Kelima tersangka itu memiliki peran masing-masing dalam peristiwa pengeroyokan tersebut.

Selain itu, polisi juga telah menyatakan bahwa kelima tersangka itu tidak ada kaitannya dengan latar belakang korban yang tengah memiliki sengketa tanah sejak 30 tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com