JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah banjir yang kerap kali melanda Ibu Kota, rupanya masih ada sebagian wilayah Jakarta, khususnya Jakarta Utara yang mengalami krisis air bersih.
Dalam beberapa bulan ke belakang, sejumlah wilayah di Jakarta Utara, seperti Kampung Bandan di Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan; Kampung Baru Kubur di Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan; dan Kampung Marlina di Muara Baru, Kecamatan Penjaringan mengalami krisis air bersih.
Selama berbulan-bulan, masyarakat di lokasi tersebut tidak menerima pasokan air bersih yang disalurkan operator PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja).
Di Kampung Bandan, krisis air sudah terjadi dalam 4 bulan terakhir. Di Kampung Baru Kubur, krisis air terjadi dalam 3 bulan terakhir. Sementara di Kampung Marlina, aliran air yang tersendat sudah terjadi sejak tahun lalu.
Di tempat-tempat tersebut, permasalahan air yang dihadapi hampir sama, yakni air hanya mengalir pada jam-jam tertentu. Air yang ada pun berwarna dan berbau.
Baca juga: Penanganan Banjir Jakarta Era Anies, Normalisasi Mandek Hingga Sumur Resapan Tidak Efektif
"Ngalir mah ngalir tapi bau. Enggak tahu dari apaan baunya. Baunya juga enggak enak. Airnya kotor, kuning-kuning gitu. Makanya enggak dipake lah, buat apa?" kata Deny (53), warga Kampung Bandan.
Berdasarkan update dari PAM Jaya melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, penanganan krisis air di wilayah-wilayah tersebut sudah dilakukan.
Penanganan yang dilakukan berupa switching suplai dan pencarian kebocoran.
"Sudah dilakukan penanganan berupa switching suplai dan pencarian kebocoran oleh PAM Jaya," ujar Kepala Seksi Perencanaan Bidang Geologi, Konservasi Air Baku, dan Penyediaan Air Bersih Dinas SDA DKI Jakarta Elisabeth Tarigan, Senin (31/1/2022).
Berdasarkan informasi dari PAM Jaya, kata dia, saat ini air di Kampung Bandan sudah mengalir sebanyak 97 persen, di Kampung Baru Kubur 60 persen, dan di Kampung Marlina sudah mengalir sebanyak 93 persen.
Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim mengatakan, krisis air yang terjadi di wilayah-wilayah tersebut hanya bersifat sementara.
Baca juga: Anies Mulai Sering Tinggalkan Jakarta, Penuhi Undangan Relawan hingga Parpol
"Jadi krisis air yang dimaksud sebenarnya bukan seterusnya. Ini sifatnya hanya temporer," kata Ali di Puskesmas Kelapa Gading, Rabu (12/1/2022).
Oleh karena itu, kata dia, apabila krisis air terjadi, maka masyarakat dapat segera melaporkannya ke PAM Jaya.
Nantinya, kata dia, PAM akan melimpahkan laporan tersebut ke operator air pemilik jaringan pipa, dalam hal ini adalah Palyja.
"Karena Pademangan dan Penjaringan masuk ke aliran Palyja," ujar dia.
Dengan demikian, pasokan air untuk warga akan diantisipasi dengan mobil tangki.
Kkrisis air yang terjadi saat ini, kata dia, bukan berarti tidak ada air atau kekeringan.
Sebab, air masih terus dipasok kepada masyarakat yang aliran airnya mengalami gangguan.
"Krisis air ini bukan berarti tidak ada air. Tapi air perpipaan yang harusnya lancar ada kotor dan kuning. Ini yang harus diperbaiki," kata dia.
Adapun laporan yang diterimanya dari Palyja terkait hal itu, kata dia, hanya berupa laporan bahwa aliran air sedang mengalami gangguan.
Baca juga: Anggota DPRD DKI Kritik Anies ke Acara PPP di Yogya Saat Covid-19 di Jakarta Melonjak
Selain memberitahu adanya gangguan, kata dia, mereka juga menyampaikan solusi sementara selagi ada perbaikan.
Lebih lanjut Ali pun meminta warga yang terkena krisis air agar bersabar.
"Untuk air bersih akan disuplai. Walaupun perbaikan, dibantu (pasokan air) dengan mobil tangki tapi segera diperbaiki," ucap dia.
Sebelumnya, Palyja sempat menanggapi tentang penyebab krisis air di kawasan Kampung Bandan.
Mereka mengklaim bahwa gangguan air terjadi akibat adanya kebocoran pipa jaringan.
"Adapun gangguan suplai air yang terjadi di area tersebut diindikasi karena adanya kebocoran pipa jaringan Palyja," ujar Corporate Communications and Social Responsibility Division Head Palyja Lydia Astriningworo dalam siaran pers yang diterima, Senin (3/1/2022).
Pihaknya pun menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat terdampak.
"Sebagai upaya tindak lanjut, Palyja telah melakukan pencarian dan perbaikan kebocoran secara intensif. Untuk itu, kami mohon kesabaran dan pengertian dari pihak pelanggan," kata dia.
Baca juga: Tinggalkan Jakarta, Anies ke Yogyakarta Untuk Hadiri Muskerwil PPP DIY
Lydia mengatakan, selama kondisi suplai air belum normal, pihaknya akan mengirimkan bantuan air bersih melalui mobil tangki.
Namun, kata dia, saat permintaan bantuan air bersih melalui mobil tangki meningkat, tidak semua yang membutuhkan air dapat dipenuhi.
"Karena akan diprioritaskan ke rumah sakit dan panti sosial," ujar dia.
Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengakui daerah Jakarta Utara memang mengalami krisis air bersih.
Menurut dia, hal itu terjadi karena Jakarta Utara berada di kawasan yang rendah dan juga dekat dengan laut.
"Memang kita punya masalah (air bersih) di Jakarta Utara sebagai kawasan yang memang lebih rendah, kemudian karena dekat laut di situ sulit mendapatkan air bersih dari air tanah maka daerah tersebut kita sediakan air bersih melalui PAM," kata Riza di Perpustakaan Nasional, Senin (17/1/2022).
Menurut Riza, ada beberapa mal dan rukun tetangga (RT) di Penjaringan yang masih secara teknis kesulitan ataupun airnya tidak sepenuhnya lancar.
Hal ini, kata Riza, menjadi tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta.
"PT PAM Jaya sudah diminta untuk melakukan perbaikan-perbaikan mudah-mudan dalam waktu dekat tidak ada masalah air bersih di beberapa Penjaringan Utara," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.