JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran kerap terjadi di kawasan Jakarta Barat akhir-akhir ini, khususnya di kawasan permukiman padat penduduk.
Berkaca dari rentetan peristiwa kebakaran tersebut, Kasie Operasional Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat Sjukri Bahanan mengatakan, ada banyak faktor penyebab munculnya api.
Salah satu faktornya adalah masyarakat kurang menyadari pentingnya menggunakan dan merawat sistem kelistrikan yang sesuai standar.
"Kalau kita lihat habit masyarakat itu cenderung mengambil yang simpel dan murah. Jadi mereka cenderung membeli dan memasang sistem kelistrikan yang murah," jelas Sjukri saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (2/2/2022).
Baca juga: Rumah Rata dengan Tanah, Ratusan Korban Kebakaran di Duri Kepa Mengungsi
Selain itu, lanjut Sjukri, warga juga cenderung jarang memugar kabel listrik.
"Banyak rumah yang dari zaman dahulu itu instalasi listriknya, kabelnya, tidak pernah diganti. Padahal kabel itu kalau tidak salah ada masa expired-nya," kata dia.
Selain masa kedaluwarsa kabel, Sjukri mengatakan, banyak warga yang tidak meningkatkan kualitas kelistrikan sesuai dayanya.
"Ada yang dayanya dahulu itu 450 VA sekarang sudah 1.300 VA. Itu banyak tidak diganti. Padahal kalau dayanya naik, seharusnya kabelnya juga berbeda," imbuh Sjukri.
Baca juga: Gudang Minyak Goreng di Ciracas Terbakar, Polisi Selidiki Dugaan Penimbunan
Di sisi lain, penyebab munculnya api bukan hanya berasal dari sistem kelistrikan. Menurut dia, ada beberapa kasus disebabkan oleh pembakaran sampah.
"Seperti yang di Meruya dan kemarin yang di Srengseng dan Joglo juga karena nabun, karena bakar sampah," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.