Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep Baru Penataan Kawasan Kuliner Pasar Lama, PKL Ditempatkan di Sisi Barat Jalan Kisamaun

Kompas.com - 17/02/2022, 20:31 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - PT Tangerang Nusantara Global (TNG) memiliki konsep baru yang akan diterapkan untuk menata pedagang kaki lima (PKL) di kawasan kuliner Pasar Lama, Kota Tangerang.

BUMD milik Pemerintah Kota Tangerang itu mulanya hendak menempatkan para PKL di tengah Jalan Kisamaun. Namun, konsep itu ditolak warga setempat.

Direktur Utama PT TNG Edi Candra berujar, konsep baru mereka adalah menempatkan PKL di sisi barat Jalan Kisamaun.

"Rencananya itu agak ke kanan (sisi barat) sedikit, enggak tengah banget," sebutnya melalui sambungan telepon, Kamis (17/2/2022).

Baca juga: Bikin Polemik, Penataaan Ulang Pasar Lama Akhirnya Berganti Konsep

Menurut Edi, konsep baru tersebut masih sebatas wacana hingga saat ini.

PT TNG, lanjutnya, masih akan membahas semua kemungkinan yang ada sampai keputusan soal penataan PKL di Pasar Lama ditentukan melalui paripurna DPRD Kota Tangerang.

Paripurna DPRD Kota Tangerang berkait penataan PKL tersebut akan berlangsung 6 bulan mendatang.

"Ini lagi proses pembahasan terus. Jadi ini sementara sampai semua bisa berjalan, sampai paripurnanya selesai, tenggat waktu sampai 6 bulan itu," papar Edi.

Dia mengatakan, pihaknya telah menerima masukan dari masyarakat di sekitar jalan Kisamaun.

Masukan dari pedagang yang berjualan di toko atau bangunan resmi di Jalan Kisamaun juga telah diterima PT TNG.

Baca juga: Jalan Kisamaun yang Jadi Kawasan Kuliner Pasar Lama Disebut Telah Disewa PT TNG

"Kita kemarin kan sudah turun ke lokasi, ada beberapa masyarakakat yang inginnya seperti ini, seperti itu, dan sebagainya. Masukan-masukan ini kita bahas ulang," sebutnya.

Edi mengklaim, pihaknya sudah menerima masukan dari warga berkait kritikan terhadap konsep lama PT TNG soal penataan ulang di Pasar Lama.

Konsep lama itu adalah penutupan akses Jalan Kisamaun selama para PKL operasi.

Dengan demikian, kendaraan bermotor tak dapat mewati Jalan Kisamaun.

Dia berdalih, meski Jalan Kisamaun ditutup, kendaraan bermotor masih dapat melewati jalan tersebut.

"Itu kan bisa dibuka seperti tadi yang sifatnya ambulans, kebakaran, itu kan ditutupnya juga pakai barrier yang bisa digeser," ujar Edi.

"Jalan kan juga muat untuk kendaraan, bahkan untuk pemadam kebakaran lewat pun muat kalau terjadi kedaruratan," sambungnya.

Warga yang tinggal di Jalan Kisamaun, Mochamad Sonni, sebelumnya mengajukan protes soal konsep lama penataan ulang Pasar Lama.

Alasannya, yakni warga khawatir saat ambulans atau mobil pemadam kebakaran harus melewati Jalan Kisamaun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com