"Saat ini kondisi jalan yang bisa dilalui hanya 2 untuk menuju ke tempat kami, keduanya terbatas dan kecil, kondisinya overload, macet parah karena yang lewat jenis kendaraan truk-truk kontainer besar. Bayangkan jika ada tambahan beban truk-truk sampah," kata dia.
Tidak hanya warga sekitar yang akan terganggu, kata dia, tetapi orang lain yang melintas di jalan tersebut juga akan terganggu karena jalan itu merupakan jalur utama.
Secara tidak langsung, kata dia, dampak kenyaman dan ketertiban masyarakat pun akan terganggu dengan adanya FPSA tersebut.
"Bagaimanapun arus barang, orang, kendaraan, barangnya sampah, tidak mungkin volume kecil dan jalannya cepat. Dengan peningkatan arus-arus barang itu menimbulkan ketidaknyamanan sehingga makin turun kenyamanan dan ketetriban area tersebut," kata dia.
Terlebih, kata dia, lokasi rencana pembangunan FPSA tersebut peruntukkannya bukan untuk pabrik atau industri dalam peta tata ruang DKI Jakarta, melainkan untuk permukiman.
"Kami mengharap solusinya jangan sampai merugikan hak kami. Di lain sisi ada wilayah lain yang masih kosong dari permukiman," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.