Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog: Vaksinasi Lengkap Arahnya Bukan Lagi 2 Dosis, tetapi 3 Dosis

Kompas.com - 11/03/2022, 17:20 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan saat ini pemerintah daerah harus segera mengejar percepatan vaksinasi booster Covid-19.

Hal itu terutama perlu dilakukan pemerintah daerah yang wilayahnya menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 seperti di wilayah aglomerasi Jabodetabek.

Ia menilai pelonggaran di masa penerapan PPKM level 2 harus diiringi vaksinasi booster yang masif agar masyarakat terhindar dari penularan Covid-19.

Baca juga: Ada Peserta Antre sejak Pukul 9 Pagi di Slipi Jaya demi Booster Pfizer

"Karena booster sangat penting untuk menangkal varian Omicron. Dan yang dimaksud dengan vaksinasi penuh nantinya bergeser ke tiga dosis. Dan tampaknya kecenderungan kuat definisi vaksin lengkap itu tiga dosis," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (11/3/2022).

"Untuk itu lah booster enggak bisa dianggap sebagai pelengkap. Itu menjadi bagian yang harus dikejar. Karena kalau tidak, kita menempatkan posisi terutama kelompok yang rawan dalam posisi berbahaya," lanjut dia.

Terlebih, kata Dicky, varian Omicron memiliki daya tular yang lebih tinggi daripada varian Delta sehingga vaksin booster sangat diperlukan. 

"Jadi harus segera meningkatkan cakupan booster. Jangan sampai seperti Hong Kong. Tanpa booster atau dua dosis yang lemah sehingga menyebabkan angka kematian akibat Covid-19 yang tinggi," lanjut dia.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, animo masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster masih terbilang rendah.

Menurut dia, animo masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi dosis ketiga tidak sebesar saat pelaksanaan penyuntikan dosis pertama dan kedua.

Baca juga: Epidemiolog Usul Vaksinasi Booster Digelar di Bandara hingga Stasiun

"Booster kita ini animonya belum setinggi seperti vaksin primer ya, dosis pertama dan kedua," kata Widya, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (8/3/2022).

Widya mengatakan, rendahnya animo disebabkan banyaknya masyarakat yang sengaja memilih vaksin Covid-19 yang digunakan sebagai booster.

Padahal, lanjut dia, setiap vaksin yang digunakan untuk vaksinasi booster sudah direkomendasikan dan dinyatakan aman oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Oleh karena itu, Widya mengimbau masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi booster di fasilitas pelayanan kesehatan.

"Jadi kita jangan membeda-bedakan jenis vaksin. Apapun jenis vaksin selama tidak ada kontraindikasi tentunya aman untuk diberikan," ujar dia.

Berdasarkan data Dinkes DKI Jakarta hingga Selasa lalu tercatat sebanyak 1.508.032 orang sudah divaksinasi Covid-19 dosis ketiga di Jakarta.

"Total dosis tiga sampai saat ini sebanyak 1.508.032 orang," kata Dwi dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (9/3/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com