Pantauan Kompas.com di salah satu supermarket kawasan Cideng, Jakarta Pusat, stok minyak goreng kini dapat dibeli dengan mudah oleh masyarakat. Namun harganya sudah mencapai 24.000 per liter.
Di supermarket kawasan Bekasi, stok minyak goreng juga melimpah namun harganya menembus hingga Rp 25.000 per liter.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Meroket Setelah Sempat Langka, Emak-emak: Merek Apa Saja yang Penting Beli!
Calon pembeli minyak goreng yang mayoritas merupakan ibu rumah tangga tidak punya pilihan lain selain membeli kebutuhan pokok tersebut, meski dengan harga tinggi.
Untuk mengompensasi kenaikan harga, mereka pun memilih minyak goreng dengan merek yang tidak begitu terkenal, tetapi dijual dengan harga lebih murah.
Minyak goreng kemasan dengan merek Fitri, misalnya, dijual dengan harga Rp 23.195 per liter di salah satu swalayan di Bekasi.
Salah satu ibu rumah tangga bernama Nuri (47) mengatakan memilih untuk membeli minyak goreng bermerek Fitri karena harganya yang murah. Padahal, dia belum mengenal merek tersebut sebelumnya.
"Baru, baru hari ini (tahu). Karena saya butuh, makanya saya beli," kata Nuri kepada wartawan, Kamis (17/3/2022). Dia menilai, esensi minyak goreng sama apapun mereknya.
Baca juga: Subsidi Minyak Goreng Kemasan Dicabut, Pengusaha Catering Bingung Cari Untung
Ibu rumah tangga lain, Qori (45), mengaku rela berkeliling Bekasi hingga ke Jakarta untuk mencari minyak goreng kemasan dengan harga terjangkau. Namun, dia tidak menemukan minyak goreng sesuai harga yang diharapkan.
"Ke Superindo di Bintara dan Jakarta juga sudah. Semua harganya segitu (sudah naik)," ujarnya.
Titin (32) warga Jakarta Selatan mempertanyakan mengapa stok minyak goreng kembali melimpah saat harga naik. Ia menilai fenomena tersebut menunjukkan bahwa ada pihak yang selama ini sengaja menimbun minyak goreng hingga menimbulkan kelangkaan.
"Jadi ini kayaknya memang ditunggu-tunggu supaya harganya naik dulu, baru dikeluarin semua," kata Titin kepada Kompas.com (17/3/2022).
Baca juga: Stok Minyak Goreng Aman di Pasar Rawa Jabon Meruya, tapi Harga Naik
Titin pun menilai, kembali melimpahnya stok minyak goreng di pasaran saat ini membuktikan bahwa tak ada penimbunan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga.
Hal ini disampaikan Titin menanggapi pernyataan Kementerian Perdagangan yang sebelumnya menuding warga menimbun minyak goreng di dapur.
"Jadi ini terbukti kan bukan emak-emak yang menimbun ya," kata dia.