JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 100 orang yang diduga menjadi korban penipuan investasi robot trading bodong aplikasi Fahrenheit melapor ke Polisi Daerah (Polda) Metro Jaya.
Mereka mengaku kehilangan uang yang telah diinvestasikan, dan sama sekali tidak mendapatkan keuntungan seperti yang dijanjikan penyedia layanan.
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Auliansyah Lubis mengatakan, pihaknya telah menerima empat laporan terkait dugaan penipuan investasi bodong berkedok robot trading Fahrenheit.
Atas laporan tersebut, polisi kemudian melakukan penyelidikan dan penyidikan sampai akhirnya menangkap empat tersangka, masing-masing berinisial D, IL, DB, dan MF.
"Jadi tiga ditangkap di Taman Anggrek, satu di Tangerang di kawasan Alam Sutera," ujar Auliansyah, Selasa.
Baca juga: Robot Trading Fahrenheit Pakai Slogan Diam Duduk, Dapat Duit untuk Rayu Korban
Polisi pun menyita sejumlah aset yang dimiliki para tersangka, di antaranya adalah dua unit mobil mewah, yakni Lexus dan Toyota Fortuner, serta dua unit apartemen di kawasan Jakarta Barat.
Terkini, kepolisian tengah melakukan pengembangan untuk mencari pelaku lain, termasuk mengejar bos dari perusahaan pengelola aplikasi robot trading bodong tersebut.
Auliansyah mengungkapkan, terdapat kurang lebih 100 orang yang telah menjadi korban dari investasi bodong robot trading Fahrenheit.
"Sudah ada 100 orang yang lapor kepada kami," ucap Auliansyah.
Auliansyah pun menduga bahwa masih banyak lagi masyarakat yang menjadi korban karena tergiur berinvestasi melalui layanan tersebut.
Meski begitu, Auliansyah belum dapat memastikan berapa jumlah member dari aplikasi tersebut. Dia juga belum dapat memperkirakan kerugian para korban, khususnya yang telah melapor ke Polda Metro Jaya.
Baca juga: Polda Metro Sita Aset Mobil dan Apartemen Milik Tersangka Robot Trading Fahrenheit
Menurut Auliansyah, jumlah member maupun kerugian yang dialami korban robot trading Fahrenheit masih didalami dan sedang dihitung oleh kepolisian.
"Kalau bertanya berapa membernya, kami masih belum bisa menentukan karena memang website-nya sudah mati," kata Auliansyah.
"(Kemudian) Untuk kerugiannya ini kan masih kami periksa. Kita tidak bisa secepat itu (memastikan). Karena memang seperti yang saya sampaikan tadi, ini ada layering-layeringnya," sambungnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, keempat pelaku mengaku merayu korban dengan iming-iming keuntungan berlipat, yakni di atas 50 persen dari total uang yang diinvestasikan.