Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ada Penumpukan Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta karena 2 Hal Berbeda dalam 1 Hari...

Kompas.com - 29/03/2022, 06:10 WIB
Muhammad Naufal,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Penumpukan penumpang domestik dan internasional sempat terjadi di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, pada Minggu (27/3/2022).

Penumpukan penumpang internasional (pelaku perjalanan luar negeri/PPLN) disebabkan waktu kedatangan PPLN dari tempat berbeda secara bersamaan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Sementara itu, penumpukan lain disebabkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk penurunan bagasi penumpang Lion Air JT-137 di Terminal 2D Bandara Soeakarno-Hatta.

Berikut rangkuman berita terkait penumpukan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta pada hari Minggu kemarin:

Karena skrining PCR

Penumpukan PPLN mulanya beredar di media sosial, seperti Instagram dan Twitter, Senin (28/3/2022).

Akun Instagram @laporanjurnalis mengunggah dua video yang menggambarkan suasana penumpukan yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta pada Senin ini.

Baca juga: Cegah Penumpukan PPLN, Lokasi Tes PCR di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Ditambah

Akun itu mengatakan, penumpukan PPLN itu disebabkan oleh mereka yang hendak skrining tes PCR.

"Diketahui, kejadian ini berasal dari para PPLN yang mengantre panjang untuk mendapatkan test PCR," tulis @laporanjurnalis dalam redaksinya, dikutip Senin.

Berdasarkan video itu, ratusan penumpang tampak sedang mengantre. Sebagian besar penumpang berdiri berdesak-desakan.

Ada juga penumpang yang terlihat sedang duduk di bangku yang tersedia.

Sebagian besar penumpang meletakkan koper atau barang bawaan mereka di troli masing-masing.

Tanggapan otoritas

Saat dikonfirmasi, Kepala Satgas Covid-19/Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto membenarkan bahwa ada penumpukan di antara PPLN yang terjadi pada Minggu kemarin.

Menurut dia, penumpukan itu disebabkan oleh PPLN yang tiba secara bersamaan.

"Potensi terjadinya penumpukan masih ada bila terjadi kedatangan saat bersamaan," kata Suharyanto pada Kompas.com, Senin.

Baca juga: Satgas Siapkan Langkah Cegah Penumpukan PPLN di Bandara Soekarno-Hatta

Dia mengakui, jumlah perjalanan internasional di Bandara Soekarno-Hatta meningkat usai peraturan soal karantina kesehatan dihapuskan.

Sebagaimana diketahui, PPLN yang sudah divaksinasi Covid-19 dosis dua dan tiga (booster) tak lagi diwajibkan mengikuti karantina kesehatan sejak pekan lalu.

Syaratnya, PPLN wajib negatif Covid-19 berdasarkan skrining tes PCR yang dilakukan di bandara, setibanya mereka dari luar negeri.

"Dengan semakin terkendalinya kasus Covid dan kebijakan baru tanpa karantina bagi PPLN yang sudah vaksin lengkap atau booster meningkatkan jumlah perjalanan internasional," sebut Suharyanto.

Upaya pencegahan penumpukan PPLN

Guna mencegah penumpukan PPLN, Suharyanto menyebut bahwa ada tiga langkah yang hendak dilakukan terkait skrining di bandara.

"Beberapa langkah yang dilakukan Satgas adalah, pertama, menyediakan tenaga pendukung serta perlengkapan seperti bilik, meja, dan swab test yang lebih banyak di area bandara," ujarnya.

Kemudian, kata Suharyanto, Satgas juga akan menyediakan electronic data capture (EDC) untuk pembayaran tes PCR mandiri sekaligus penginapan karantina kesehatan.

Baca juga: Aturan Karantina Dilonggarkan, Perjalanan Internasional di Bandara Soekarno-Hatta Meningkat

Alat tersebut akan terintegrasi dengan laboratorium pemeriksa tes PCR.

"Menyediakan counter EDC untuk pembayaran testing PCR mandiri di bandara yang sudah terintegrasi dengan laboratorium pemeriksa," tutur dia.

Selanjutnya, Satgas akan mengatur mekanisme pelaksanaan tes PCR bagi yang berbayar dan yang tidak berbayar.

Suharyanto menyebutkan, mekanisme itu juga akan disertai dengan pencarian tempat yang lebih luas untuk tes PCR.

"Ketiga, mengatur mekanisme PPLN yg PCR tesnya berbayar dan tidak berbayar, PMI, ASN, pelajar, di bandara dan (diatur) langsung oleh Kordalops Satgas PC-19, termasuk mengusahakan tempat yang lebih leluasa untuk pelaksanaan testing," ucapnya.

Sementara itu, Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi mengatakan bahwa lokasi tes PCR akan ditambah di area kedatangan internasional Terminal 3.

"Stakeholder antara lain AP (Angkasa Pura) II dan Satgas Udara Penanganan Covid-19 telah berkoordinasi (soal penambahan titik tes PCR)," ujar Agus, dalam keterangannya, Senin.

"Bahwa mulai 28 Maret (2022), terdapat dua lokasi atau titik tes RT-PCR bagi PPLN yang baru mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, yaitu di dalam area kedatangan internasional Terminal 3 dan di selasar Terminal 3," sambung dia.

Baca juga: Penumpang Tunggu Bagasi Berjam-Jam di Bandara Soekarno-Hatta, Ini Penjelasan Lion Air

Kendati demikian, Agus tidak mengungkapkan jumlah lokasi tes PCR sebelum penambahan.

Dia hanya mengatakan, BNPB telah menyiapkan area tes PCR tersebut.

Selain itu, Agus berharap penambahan lokasi tes PCR mampu melancarkan proses kedatangan PPLN.

Penumpukan penumpang Lion Air

Peristiwa penumpukan penumpang Lion Air JT-137 juga mulanya beredar di media sosial, seperti Twitter dan Instagram.

Pengguna akun Twitter @asdfghjklzz13 merupakan salah satu penumpang yang sempat mengeluh soal penumpukan yang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta.

Saat dikonfirmasi, dia mengungkapkan bahwa penumpukan itu terjadi karena penumpang maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT-137 masih menunggu datangnya bagasi beberapa jam setelah mendarat.

Pesawat dengan rute Bandara H A S Hanandjoeddin-Bandara Soekarno-Hatta itu disebut sudah mendarat sejak pukul 15.40 WIB. Namun, hingga malam tiba, mereka belum juga menerima bagasi masing-masing.

"Pesawat landing di CGK (Cengkareng/kode Bandara Soekarno-Hatta) pukul 15.40 WIB, tapi bagasi keluar pukul 20.40 WIB. Total tiga jam sampai keluar bagasinya," paparnya melalui fitur pengiriman pesan di Twitter, Senin.

Baca juga: PPLN yang Hendak Tes PCR Juga Sebabkan Penumpukan di Bandara Soekarno-Hatta

Menanggapi hal itu, Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro berujar bahwa lamanya pengambilan bagasi penumpang dipengaruhi faktor cuaca pada Minggu kemarin.

"Saat tahapan penanganan bagasi, kondisi cuaca hujan deras, yang mengakibatkan tertundanya penurunan bagasi," papar Danang, dalam keterangannya, Senin (28/3/2022).

Usai hujan reda, pihak Lion Air baru menurunkan bagasi para penumpang JT-137 itu.

"Proses penurunan bagasi dan pengantaran bagasi dimaksud ke Terminal 2D membutuhkan waktu dan dilakukan setelah kondisi cuaca membaik," sebut Danang.

Dalam keterangan tersebut, pihak Lion Air melalui Danang meminta maaf atas ketidaknyamanan para penumpang JT-137.

Dia menyebut, pihaknya telah berusaha untuk memberi pelayanan yang baik kepada para penumpang Lion Air.

"Lion Air menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang timbul. Lion Air telah berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik," ucap Danang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com