Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Kelas Terbatas, SDN 14 Tangerang Bagi 3 Jadwal Masuk PTM 100 Persen

Kompas.com - 04/04/2022, 16:07 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sekolah Dasar Negeri (SDN) 14 Tangerang mulai menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) berkapasitas 100 persen pada Senin (4/4/2022) ini.

Kepala SDN 14 Tangerang Wawat Tustiawati menyatakan, lantaran keterbatasan kelas, pihaknya membagi tiga jadwal belajar untuk murid-murid yang mengikuti PTM di sana.

Pada penerapannya, sebagian murid mengikuti kelas pagi, kelas tengah, dan sisanya mengikuti kelas siang.

Baca juga: Sekolah Negeri di Bekasi Mulai Gelar PTM 100 Persen

"Karena ruang belajar mengingat terbatas, hanya enam ruang gitu ya, jadi ada kelas siang," sebut Wawat pada awak media, Senin.

"Kelas pagi itu terdiri dari kelas 1, 5, dan 6. Kelas 2 nanti di pertengahan, kemudian yang kelas siangnya itu kelas 3 dan 4," sambungnya.

Dia menyebut, durasi belajar murid kelas 1 dan 2 selama 2,5-3 jam. Sementara itu, durasi belajar murid kelas 3-6 selama 4 jam.

Baca juga: Jakarta Mulai Terapkan PTM 100 Persen, Kegiatan Belajar Maksimal 6 Jam

"Memang berbeda kalau untuk kelas 1 dan 2 ya, karena kan jam pelajarannya lebih sedikit. Jadi hanya di bawah 4 jam," tutur Wawat.

Terdapat jeda selama satu jam saat pergantian antara kelas pagi, tengah, dan siang.

Menurut dia, jeda itu diterapkan agar para murid tidak berkerumun saat pulang sekolah atau masuk kelas.

"Supaya, tadi ya, enggak ada kerumunan karena kan harus tetap menerapkan protokol kesehatan," kata Wawat.

Baca juga: PTM 100 Persen, KPAI Minta Pemprov DKI Evaluasi Penerapan Jaga Jarak di Sekolah

Wawat sebelumnya menuturkan, murid yang mengikuti PTM 100 persen itu adalah murid kelas 1 hingga kelas 6 dengan jumlah sekitar 277 murid.

"Pelaksanaan di sini sudah 100 persen. Dalam artian 100 persen itu satu kelas full. Lalu yang ikut mulai kelas 1 sampai 6," paparnya.

"Jumlah siswa di sini 277, rombongan belajar ada 11," sambung dia.

Wawat berujar, pihak SMPN 14 Tangerang tetap mewajibkan murid-murid di sana untuk melaksanakan protokol kesehatan.

Beberapa di antaranya adalah murid wajib memindai kode bar PeduliLindungi di area depan sekolah, mencuci tangan sebelum memasuki ruang kelas, dan wajib mengenakan masker.

"Di sini tidak ada istirahat juga, dalam artian hanya istirahat di dalam kelas. Apa lagi kan sekarang puasa ya," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com