JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya, Inspektur Jenderal (Irjen) Fadil Imran memberikan peringatan keras atau ultimatum kepada pelaku pengeroyokan pegiat media sosial sekaligus dosen Universitas Indonesia, Ade Armando.
Ade dikeroyok oleh beberapa orang ketika terjadi untuk rasa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Permusyawaratan Rakyat, Senayan, Jakarta, pada Senin (11/4/2022).
Demonstrasi tersebut digelar oleh mahasiswa dalam menyampaikan penolakan atas isu penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden selama tiga periode.
Akibat dikeroyok dan diinjak, Ade mengalami luka-luka. Polisi juga sudah mengantongi identitas dari para pelaku pengeroyokan.
Baca juga: Alasan Ade Armando ke Lokasi Demo hingga Berujung Dikeroyok Massa
Fadil memastikan bahwa pelaku pengeroyokan ade bukan mahasiswa pengunjuk rasa. Alumni Akademi Kepolisian tahun 1991 itu menyebutkan, ada sejumlah pihak yang memanfaatkan unjuk rasa itu untuk membuat provokasi.
"Kami menyayangkan ada kelompok sengaja memancing di air keruh. Dia bukan unjuk rasa menyampaikan pendapat tapi memang niat untuk membuat kerusuhan," ucap Fadil, dalam konferensi pers, Senin malam.
Fadil meminta kepada para pelaku pengeroyokan yang telah teridentifikasi untuk segera menyerahkan diri.
"Kami akan mengumumkan identitas pelaku dan jika tidak menyerahkan diri akan kami lakukan penangkapan!" ujar Fadil.
Baca juga: Polda Metro Kantongi Identitas 4 Terduga Pelaku yang Keroyok Ade Armando
Fadil membeberkan kronologi pengeroyokan yang terjadi setelah massa dari mahasiswa menyampaikan aspirasi.
Aspirasi mahasiswa diterima oleh Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad yang didampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Setelah (aspirasi) diterima dan mahasiswa kembali (bubar), ada kelompok massa dan kami sudah identifikasi melakukan pengeroyokan dan penganiayaan kepada saudara Ade Armando," kata Fadil.
Fadil mengemukakan, Ade dipukul dan diinjak hingga mengalami luka di bagian kepala. Ade telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
"Yang bersangkutan (Ade Armando) dipukul, diinjak, dan terluka di kepala, sehingga kami melakukan tindakan terukur menyelamatkan nyawa yang bersangkutan," kata Fadil.
Selain itu, ada enam polisi yang menjadi sasaran massa ketika mengevakuasi Ade. Ade dan enam polisi itu ditangani oleh tim dokter dari Polda Metro Jaya. Kemudian, polisi membawa Ade ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
"Tim dokter Polda Metro Jaya sedang membawa beliau ke rumah sakit dan sudah mendapatkan pertolongan," kata Fadil.
Baca juga: Kapolda Metro Jaya: Ade Armando Dipukul dan Diinjak hingga Terluka di Kepala
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan, polisi telah mengantongi identitas terduga pelaku pengeroyokan Ade Armando.
Sudah ada empat terduga pelaku sudah teridentifikasi oleh penyidik. Mereka disebut tinggal di daerah yang berbeda-beda.
"Pertama atas nama Dhia Ul Haq, alamat Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur. Kedua bernama Ade Purnama, alamat Kampung Cijulang, Cisarua, Bogor," ujar Zulpan.
Terduga pelaku ketiga, kata Zulpan, bernama Abdul Latip, warga Sukabumi, Jawa Barat. Sedangkan terduga pengeroyok keempat bernama Try Setia Budi Purwanto, warga Lampung.
"Itu adalah orang-orang yang sudah kami identifikasi sebagai pelaku pemukulan terhadap Ade Armando," kata Zulpan.
Kendati demikian, dugaan keterlibatan Try Setia Budi Purwanto dibantah. Diketahui, Try merupakan warga Kelurahan Lembasung, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan.
Kepala Kampung (Kakam) Lembasung, Helmi Ibrahim, membantah bahwa Try adalah pelaku pemukulan Ade Armando. Menurut Helmi, Try berada di Kampung Lembasung dan sudah dua tahun tidak bepergian.
“Ini orangnya ada di sini (Kampung Lembasung), sehari-hari dia pemancing ikan, sudah dua tahun enggak ke mana-mana,” kata Helmi, saat dihubungi, Senin (11/4/2022) malam.
Sementara itu, Kapolres Way Kanan AKBP Teddy Rachesna membenarkan pihaknya sudah melakukan klarifikasi ke rumah warga tersebut.
“Sudah dicek langsung ke yang bersangkutan oleh anggota polres, benar adanya yang bersangkutan seharian ada di Way Kanan. Namun untuk konfirmasi resminya bisa menunggu dari Humas Polda Lampung,” kata Teddy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.