Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ningsih dan Tujuannya Berbagi sebagai Guru Mengaji

Kompas.com - 17/04/2022, 11:35 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

Selain itu, Ningsih tahu betul manfaatnya menambah tali silaturahmi.

Pekerjannya sebagai guru mengaji membuat ia kenal dengan para orangtua murid. Ningsih menyebutnya sebagai 'tali persaudaraan'.

"Memperpanjang rezeki. Kan banyak ibu-ibu yang pasti pada nganter anaknya, jadi kenal," kata Ningsih.

Baca juga: Kisah Guru Ngaji Iskandarsyah, Bangun Tempat Mengajar dengan Berutang, Kini Punya 90 Murid

Kalau para orangtua murid ada acara, Ningsih kerap diundang untuk menjadi pembaca doa atau dikirimi makanan.

"Jadi silaturahmi itu tetap terjalin. Rezeki yang enggak terduga. Gara-gara silaturahmi," ujar Ningsih.

Banyak sukanya

Ningsih bingung ketika ditanya dukanya menjadi guru ngaji empat tahun belakangan ini.

"Kayaknya lebih banyak sukanya ya. Kalau dukanya kalau hujan tuh, hujan deras. Paling kehujanan di jalan. Begitu saja sih. Selebihnya sih alhamdulillah enak saja," kata Ningsih.

Awal pandemi sempat membuat kegiatan belajar mengaji di wilayahnya berhenti selama tiga bulan. Namun, setelah itu, aktivitas mengaji berlanjut.

Hal yang paling disuka Ningsih adalah ketika para orangtua murid memberikan perhatian lebih kepadanya.

"Kami senang banget walaupun enggak seberapa. Bukan masalah nilainya atau harganya, tetapi perhatian mereka untuk kami," ucap Ningsih.

"Kayak hari buruh, mereka kasih sesuatu. Pokoknya ada acara momen-momen tertentu, mereka pasti kasih sesuatu ke kami," kata dia.

Baca juga: Belajar Nilai Keikhlasan dari Guru Ngaji Yahya Edward yang Tak Pernah Meminta Bayaran...

Harapan Ningsih, ia ingin diperhatikan oleh pemerintah.

Ada program dari pemerintah terkait bantuan untuk guru mengaji atau pengurus masjid di wilayahnya. Namun, Ningsih belum bisa mendapatkan bantuan itu.

"Saya belum didaftarin program bantuan. Abang saya marbot, sudah dapat tuh. Saya belum," kata Ningsih.

Program bantuan itu, lanjut Ningsih, biasanya cair tiga hari sebelum Hari Raya Idul Fitri.

"Saya sempat tanya, nanti kalau ada (program) dan kuota, saya mau. Tetapi sekarang belum ada kabar lagi," ujar Ningsih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Bukti Lemahnya Pengawasan

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Bukti Lemahnya Pengawasan

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com