Selain itu, Ningsih tahu betul manfaatnya menambah tali silaturahmi.
Pekerjannya sebagai guru mengaji membuat ia kenal dengan para orangtua murid. Ningsih menyebutnya sebagai 'tali persaudaraan'.
"Memperpanjang rezeki. Kan banyak ibu-ibu yang pasti pada nganter anaknya, jadi kenal," kata Ningsih.
Baca juga: Kisah Guru Ngaji Iskandarsyah, Bangun Tempat Mengajar dengan Berutang, Kini Punya 90 Murid
Kalau para orangtua murid ada acara, Ningsih kerap diundang untuk menjadi pembaca doa atau dikirimi makanan.
"Jadi silaturahmi itu tetap terjalin. Rezeki yang enggak terduga. Gara-gara silaturahmi," ujar Ningsih.
Ningsih bingung ketika ditanya dukanya menjadi guru ngaji empat tahun belakangan ini.
"Kayaknya lebih banyak sukanya ya. Kalau dukanya kalau hujan tuh, hujan deras. Paling kehujanan di jalan. Begitu saja sih. Selebihnya sih alhamdulillah enak saja," kata Ningsih.
Awal pandemi sempat membuat kegiatan belajar mengaji di wilayahnya berhenti selama tiga bulan. Namun, setelah itu, aktivitas mengaji berlanjut.
Hal yang paling disuka Ningsih adalah ketika para orangtua murid memberikan perhatian lebih kepadanya.
"Kami senang banget walaupun enggak seberapa. Bukan masalah nilainya atau harganya, tetapi perhatian mereka untuk kami," ucap Ningsih.
"Kayak hari buruh, mereka kasih sesuatu. Pokoknya ada acara momen-momen tertentu, mereka pasti kasih sesuatu ke kami," kata dia.
Baca juga: Belajar Nilai Keikhlasan dari Guru Ngaji Yahya Edward yang Tak Pernah Meminta Bayaran...
Harapan Ningsih, ia ingin diperhatikan oleh pemerintah.
Ada program dari pemerintah terkait bantuan untuk guru mengaji atau pengurus masjid di wilayahnya. Namun, Ningsih belum bisa mendapatkan bantuan itu.
"Saya belum didaftarin program bantuan. Abang saya marbot, sudah dapat tuh. Saya belum," kata Ningsih.
Program bantuan itu, lanjut Ningsih, biasanya cair tiga hari sebelum Hari Raya Idul Fitri.
"Saya sempat tanya, nanti kalau ada (program) dan kuota, saya mau. Tetapi sekarang belum ada kabar lagi," ujar Ningsih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.