Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudin Kesehatan Sebut Tiga Warga Jakarta Pusat Negatif Hepatitis Akut

Kompas.com - 18/05/2022, 06:24 WIB
Kristian Erdianto

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Erizon Safari memastikan tiga warga tidak mengidap penyakit hepatitis akut.

Adapun pada Jumat (13/5/2022), terdapat 14 kasus dugaan hepatitis akut misterius di ibu kota, tiga kasus di antaranya terdeteksi di Jakarta Pusat.

"Sesuai data terakhir sampai kemarin (Senin 16 Mei 2022), warga ber-Kartu Keluarga (KK) Jakarta Pusat yang dicurigai terpapar, saat ini negatif," kata Erizon saat dikonfirmasi di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (18/5/2022).

Baca juga: RSCM: Tak Ada Kontak Erat dari Hepatitis Akut di DKI Jakarta

Erizon menjelaskan, saat ini belum ada metode pemeriksaan khusus untuk mendiagnosa penyakit hepatitis akut misterius, namun yang ada hanya kriteria kasus hepatitis.

Dikutip dari Kompas.id, Organisasi Kesehatan dunia atau WHO telah menetapkan kriteria kasus yang diduga hepatitis akut.

Kasus masuk kategori probable apabila dari pemeriksaan tidak ditemukan virus hepatitis A, B, C, D, dan E.

Selain itu, dalam pemeriksaan enzim hati SGOT/SGPT lebih dari 500 internasional unit per liter (IU/L). Kategori ini hanya diperuntukkan pada anak berusia 16 tahun ke bawah.

Oleh karena itu, Erizon mengimbau agar masyarakat tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) guna mencegah hepatitis tipe A yang ditularkan melalui air liur atau fekal-oral.

Kemudian, hepatitis tipe B dan C dapat dicegah dengan tidak melakukan kontak dengan pasien terinfeksi melalui darah, air liur, air mani hingga transfusi darah.

Dalam upaya memberikan sosialisasi kepada masyarakat, Sudin Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Jakarta Pusat mengerahkan 7.712 kader Dasawisma untuk memberikan informasi terkait hepatitis akut di tingkat kelurahan.

Dengan adanya sosialisasi tersebut, masyarakat diharapkan dapat memahami pentingnya pola hidup bersih dan sehat dalam mengantisipasi penyakit hepatitis akut.

Baca juga: Wagub DKI: Ada 14 Kasus Dugaan Hepatitis Akut di Jakarta

Secara terpisah, Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Lies Dina Liastuti mengatakan, tidak ada kontak erat dari kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya di DKI Jakarta.

Lies mengatakan, pihaknya sudah melakukan penelitian epidemiologi bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terhadap pasien dan keluarganya. Selain itu, pasien yang dirujuk ke RSCM berasal dari daerah yang berbeda.

"Kita memeriksa saudaranya, orangtua dari anak kecil yang meninggal itu diperiksa ternyata enggak ada, enggak ada hubungannya, enggak ada yang kena hepatitis akut," kata Lies dalam konferensi pers di Gedung Kiara, RSCM, Jakarta Pusat, Selasa (17/5/2022).

Lies mengatakan, hingga saat ini, pihaknya telah merawat 3 dari 18 pasien yang diduga terjangkit hepatitis akut.

Ketiga pasien tersebut di antaranya yaitu 1 berstatus pending klasifikasi, 1 probable, dan 1 discarded atau disingkirkan dari diagnosis hepatitis akut.

Dua pasien dirujuk ke RSCM berasal dari Jakarta Timur dan satu pasien berasal dari Jakarta Barat.

"Satu discarded karena sudah diketahui penyebabnya DBD, ketiganya meninggal," ujar dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com