JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya mengaku belum mendapat pemberitahuan terkait aksi yang akan dilakukan Persaudaraan Alumni (PA) 212 di Kedutaan Besar (Kedubes) Singapura, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Aksi itu disebut-sebut akan digelar berkait kasus penolakan Ustaz Abdul Somad alias UAS yang hendak memasuki Singapura.
"Kami belum ada pemberitahuan terhadap itu," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Endra Zulpan saat ditemui di kantornya, Kamis (19/5/2022).
Baca juga: Penjelasan Imigrasi soal Ditolaknya Ustaz Abdul Somad di Singapura
Zulpan menyebutkan, setiap orang atau kelompok yang berunjuk rasa menyampaikan pendapat di muka umum harus memberitahukan ke kepolisian. Itu sesuai Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998.
"Kami belum menerima pemberitahuan itu. Kalaupun ada, kami akan memberikan pengamanan," kata Zulpan.
PA 212 berencana melakukan aksi unjuk rasa di Kedubes Singapura, buntut penolakan Ustaz Abdul Somad yang hendak memasuki Singapura.
Baca juga: Massa Aksi PA 212 dan Aparat Saling Dorong, Polisi: Biasa, Cari Keringat...
"Sangat terbuka lebar kemungkinan itu (aksi demonstrasi di Gedung Kedubes Singapura)," kata Sekretaris Dewan Syuro PA 212 Slamet Maarif kepada Tribunnews.com, Rabu (18/5/2022).
Namun, Slamet belum memastikan kapan pihaknya akan melakukan aksi unjuk rasa tersebut.
Pemerintah Singapura mengaku telah menolak Ustaz Abdul Somad mengunjungi negaranya.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Singapura pun mengungkapkan, salah satu alasan penolakan dilakukan adalah terkait konten ceramah UAS.
"Ia membuat pernyataan yang merendahkan anggota komunitas agama lain," begitu bunyi keterangan tertulis Kemendagri Singapura, dikutip pada Selasa (17/5/2022).
Kemendagri Singapura pun menyebut Somad sebagai penceramah ekstremis dan segregasionis, di mana ajaran-ajaran tersebut tidak diterima di Singapura dengan masyarakat yang multirasial dan agama.
Pihak Kemendagri Singapura juga menyinggung ceramah UAS yang menyebut bom bunuh diri sah bila dikaitkan dengan konflik Israel-Palestina.
"Sementara Somad berusaha memasuki Singapura dengan modus untuk kunjungan sosial, Pemerintah Singapura memandang serius setiap orang yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi. Somad dan teman perjalanannya ditolak masuk ke Singapura," jelas keterangan resmi tersebut.
Kemendagri Singapura menyatakan, Somad dan rombongan yang seluruhnya berjumlah tujuh orang tiba di Pelabuhan Tanah Merah Singapura pada Senin, 16 Mei 2022.
Somad pun sempat diwawancara sebelum akhirnya ditolak masuk ke Singapura. Somad dan rombongannya kemudian dipulangkan kembali ke Batam di hari yang sama.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.