JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan di Jakarta diklaim mulai menurun imbas perluasan penerapan sistem ganjil genap dari semula 13 menjadi 25 ruas jalan.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, penurunan tingkat kemacetan di ibu kota ini bisa dilihat dari jumlah kendaraan yang melintas.
Hitungan Dishub DKI, telah terjadi penurunan kendaraan yang melintas di 18 titik ganjil genap, dari sebelumnya 134.600 kendaraan menjadi 129.000 kendaraan.
"Demikian pula halnya dengan kecepatan rata-rata kendaraan dua hari kemarin itu ada peningkatan," kata Syafrin melalui rekaman suara, Rabu (8/6/2022).
Baca juga: Dishub DKI Sebut Penerapan Ganjil Genap di 25 Ruas Jalan Jakarta Turunkan Kepadatan Lalu Lintas
Syafrin menjelaskan, kecepatan rata-rata kendaraan di Jakarta kini mencapai 30 kilometer per jam, sementara sebelumnya hanya sekitar 26-27 km per jam.
"Ada peningkatan sebesar 3,18 persen dari sisi kecepatan kendaraan yang ada," imbuh dia.
Penerapan sistem ganjil genap, kata Syafrin, dilakukan untuk membatasi kendaraan yanng melintas, bukan untuk membatasi masyarakat yang bermobilitas.
Sistem tersebut ditujukan agar pergerakan lalu lintas yang digunakan warga bisa lebih efisien dan tidak terjadi kemacetan.
Baca juga: Pengamat Sebut ERP Lebih Efektif Atasi Kemacetan Jakarta daripada Ganjil Genap
Untuk menciptakan efisiensi tersebut, masyarakat diminta untuk beralih pada layanan angkutan umum yang saat ini jauh lebih baik.
"Kami imbau masyarakat setelah ada ganjil genap silakan beralih ke layanan angkutan umum yang layanannya sekarang prima," ujar dia.
Jalanan di Jakarta yang macetnya mulai berkurang pasca perluasan ganjil genap juga dirasakan oleh warga pengguna jalan.
Abed (32), warga Rawamangun, Jakarta Timur ini, merasa perjalanannya menuju kantor jauh lebih cepat karena jalanan Jakarta yang tak semacet biasanya.
"Memang masih macet di beberapa titik, tapi jauh lebih lega dari biasanya," kata Abed kepada Kompas.com, Senin (6/6/2022) lalu.
Baca juga: Ganjil Genap Diperluas, Warga: Jalanan Jakarta jadi Lebih Lega
Di hari pertama perluasan ganjil genap itu, Abed berkendara dengan mobilnya yang memiliki nomor plat belakang genap. Ia Berangkat dari rumahnya di Rawamangun menuju kantornya di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.
Abed hari itu harus melewati beberapa ruas jalan yang baru diterapkan ganjil genap, yakni Jalan Pramuka, Jalan Salemba Raya, hingga Jalan Kramat Raya.
Ia hanya merasakan perjalanannya tersendat sebentar di Jalan Kramat Raya.
"Selebihnya relatif lancar," kata Abed.
Ia berangkat dari rumahnya menggunakan mobil pribadi pukul 07.30 WIB. Dalam waktu sekitar 30 menit, ia sudah tiba di kantornya.
"Biasanya bisa sampai 45 menit lebih," kata dia.
Baca juga: Sopir Tak Tahu Ada Ganjil Genap, Truk Diberhentikan Polisi di Jalan Salemba Raya
Selama perjalanan melewati ruas jalur ganjil genap, Abed melihat cukup banyak mobil berpelat ganjil yang disetop polisi untuk diberikan peringatan.
Meski pada pekan ini polisi masih belum menerapkan sanksi tilang, namun Abed mengaku tak mau nekat menggunakan mobilnya yang berpelat genap di tanggal ganjil.
Saat berangkat kerja pada tanggal ganjil, ia lebih memilih untuk mengendarai sepeda motornya ke kantor.
"Untungnya saya masih punya sepeda motor untuk menghindari ganjil genap. Kalau naik angkutan umum repot, waktu tempuhnya lebih lama," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.