Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Stunting di Tangerang Turun karena Intervensi Berupa Edukasi Gizi hingga Pemberian Makanan Bergizi

Kompas.com - 21/06/2022, 14:47 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang menyebutkan, prevalensi stunting di wilayah itu pada tahun 2021 berada di angka 15,3 persen.

Sementara itu, berdasarkan survei status gizi balita Indonesia (SSGBI), prevalensi stunting di Kota Tangerang tahun 2019 berada di angka 16,8 persen.

SSGBI tak mengeluarkan prevalensi stunting tahun 2020 karena pandemi Covid-19.

Baca juga: Prevalensi Stunting di Kota Tangerang Tahun 2021 Disebut Capai 15,3 Persen

Kepala Dinkes Kota Tangerang Dini Anggraeini berujar, prevalensi stunting di wilayah itu menurun karena adanya upaya intervensi.

"Kita kan ada aksi intervensi stunting ya. Ada yang namanya intervensi spesifik, yang dilakukan Dinkes. Ada intervensi sensitif, yang dilakukan antar-organisasi perangkat daerah (OPD)," kata Dini saat ditemui, Selasa (21/6/2022).

Menurut Dini, intervensi spesifik diperkirakan berhasil menurunkan stunting hingga 30 persen.

Sedangkan intervensi sensitif diperkirakan berhasil menurunkan stunting hingga 70 persen.

"Intervensi spesifik menyumbang angka 30 persen penurunan angka stunting, 70 persen lagi dari intervensi sensitif," ucap dia.

Baca juga: Tekan Kasus Stunting, Kelurahan Kartini Berikan Makanan Tambahan Bergizi untuk Balita

Dini menuturkan, beberapa langkah yang termasuk dalam intervensi spesifik adalah optimalisasi surveilans gizi, edukasi gizi, dan distribusi tablet penambah darah bagi remaja putri, serta pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak di posyandu.

"Lalu, distribusi vitamin A, peningkatan pemberian makan bayi dan anak, dan lainnya," tambah dia.

Kemudian, sejumlah langkah yang termasuk dalam intervensi gizi sensitif adalah pemberian pangan bergizi, beragam, seimbang dan aman di lokus stunting; peningkatan akses air minum; serta peningkatan layanan keluarga berencana.

Berdasarkan kedua jenis pencegahan itu, penurunan angka stunting tak hanya dilakukan oleh Dinkes Kota Tangerang saja.

"Jadi enggak cuma sisi kesehatan, tapi juga perbaikan sanitasi, infrastruktur, akses pangan, akses kesehatan, ketersediaan pangan untuk keluarga yang butuh, (menjadi penyebab penurunan prevalensi stunting)," ucap Dini.

Baca juga: 26 Balita di Kelurahan Kartini Jakarta Pusat Alami Stunting

Untuk dikerahui, stunting adalah ganggungan pertumbuhan fisiknya pada anak. Bertubuh pendek merupakan salah satu indikasi dari anak dengan kondisi stunting.

Selain ditandai dengan bertubuh pendek atau kerdil, stunting juga ditandai dengan terganggu perkembangan otak.

Di Indonesia, data Kementerian Kesehatan pada 2018, menyebutkan, 3 dari 10 anak Indonesia bertubuh pendek.

Berdasarkan standar WHO, total persentase anak stunting di suatu negara maksimal 20 persen.

Di Indonesia, berdasarkan  Riset Kesehatan Dasar 2013, angka balita stunting di Indonesia mencapai 37,2 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com