Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terowongan Kendal Mendadak Tenar, Pengamat: Ada Citayam Rasa Jaksel

Kompas.com - 03/07/2022, 15:09 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terowongan Kendal di Dukuh Atas, Menteng, Jakarta Pusat, mendadak menjadi lokasi favorit para remaja untuk mengambil foto sekaligus video.

Seperti diketahui, terowongan ini menghubungkan tiga moda transportasi, yaitu moda raya terpadu (MRT), kereta rel listrik (KRL) commuter line dan bus Transjakarta.

Lokasi ini pun kemudian menjadi salah satu tongkrongan yang sedang hits di Ibu Kota, termasuk bagi warga luar Jakarta seperti warga Depok dan Citayam.

Dalam beberapa kesempatan, para remaja yang asyik mengambil foto dan video di terowongan yang terletak di stasiun MRT Jakarta itu selalu tampak mengenakan pakaian dengan padu padan yang necis.

Baca juga: Sekelompok Anak Muda Manfaatkan Terowongan Kendal untuk Syuting Video Promosi Kafe

Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengamati fenomena ini tak lepas dari kian populernya istilah "anak Jaksel" atau anak yang kerap nongkrong di wilayah Jakarta Selatan.

"Ini ibaratnya (anak) Citayam rasa anak Jaksel. Anak Jaksel identik dengan status yang lebih tinggi, modern, dan suka bicara dengan bahasa campuran dengan bahasa Inggris," ujar Yayat kepada Kompas.com, Minggu (3/7/2022).

Gaya hidup "anak Jaksel" ini pun semakin populer di media sosial. Hal ini membuat banyak orang berlomba-lomba agar populer seperti anak Jaksel, termasuk warga pinggiran kota.

"Kawasan Stasiun BNI itu seperti halaman muka dari Citayam dan Depok. Karena mereka hanya naik KRL (kereta rel listrik) commuter line. Dengan biaya murah, mereka langsung bisa itu menjangkau," ujar Yayat.

Baca juga: Tak Hanya Hits Buat Foto-foto, Terowongan Kendal Juga Jadi Tempat Buat Latihan Skateboard

Menurut Yayat, wilayah sekitar Depok, Citayam, Bojong Gede, hingga Bogor sebetulnya sudah bisa dikatakan sebagai kawasan perkotaan. Namun, daerah ini belum menjadi kota.

Dengan demikian, kata Yayat, fenomena ini menunjukkan adanya keinginan anak remaja tersebut untuk menjadi orang kota dalam konteks kehidupan remaja.

"Kehidupan sebagai remaja dengan adanya media sosial menuntut mereka untuk menjadi sesuatu yang lebih. Tetapi, (ruang) ini tidak ada di Citayam ataupun Bojong gede," ujar Yayat.

Untuk diketahui, dua dinding Terowongan Kendal memang dipenuhi oleh mural. Sisi utara Terowongan Kendal mayoritas warna berwarna gelap. Sedangkan, warna dinding sisi selatan terowongan itu mayoritas berwarna terang.

Baca juga: Terowongan Kendal Kini dan Para Remaja yang Asyik Jeprat-jepret serta Ambil Video

Selain jadi tempat nongkrong, trowongan ini kerap dijadikan ajang adu outfit. Remaja ini rela berdesakan di KRL menuju Terowongan Kendal demi sebuah konten di media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com