Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien DBD di Kelurahan Pondok Labu Bertambah 6 Orang

Kompas.com - 27/07/2022, 05:48 WIB
Kristian Erdianto

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasien demam berdarah dengue (DBD) di Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan hingga 20 Juli 2022 bertambah enam orang.

Dokter Puskesmas Kecamatan Cilandak, Yesinta Diandra mengatakan, pada periode Januari hingga Juli, tercatat ada 61 kasus DBD.

"Sampai 20 Juli, ada tambahan pasien DBD enam orang sehingga periode Januari hingga Juli meningkat dari 55 jadi 61 orang," kata Yesinta, dikutip dari Antara, Rabu (27/7/2022).

Baca juga: Kasus DBD di Pondok Labu Tertinggi di Jaksel, Ini Penyebabnya...

Yesinta tak memerinci enam pasien DBD tersebut, apakah anak-anak atau dewasa.

Namun ia menjelaskan, Kelurahan Pondok Labu adalah satu dari 65 kelurahan di Jakarta Selatan, dengan kasus DBD tertinggi dari Januari sampai Juli 2022.

"Untuk se-Jakarta Selatan hingga 20 Juli sebanyak 1.036 kasus," katanya.

Ia mengatakan, untuk di Kecamatan Cilandak kasus DBD menempati urutan kelima dari 10 kecamatan di Jakarta Selatan.

"Sebelumnya, Cilandak tertinggi keempat," katanya.

Ia juga tidak memerinci apakah ada pasien DBD yang meninggal atau tidak sejak Januari hingga Juli di Kecamatan Cilandak.

Yesinta menambahkan, pihaknya selalu mengingatkan warga dan pihak terkait, khususnya kader juru pemantau jentik (jumantik) untuk aktif melakukan pengawasan potensi kasus DBD.

"Selain menjaga kebersihan lingkungan, khususnya menghilangkan genangan air tempat kembang biak nyamuk Aedes Aegypti karena jenis ini adalah pembawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah," katanya.

Baca juga: Hingga Juni 2022, Ada 50 Warga di Pondok Labu Terjangkit DBD

Ia menyebutkan, kegiatan pemantauan oleh jumantik setiap Jumat selalu dilakukan. "Jadi, memang harus ada upaya preventif kepada siapa pun," katanya.

Sebelumnya, lahan kosong menjadi salah satu penyebab tingginya kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta Selatan, khususnya di Kelurahan Pondok Labu.

"Penyebab (kasus DBD) Pondok Labu itu karena banyak lahan kosong sehingga jumantik (juru pemantau jentik) tidak bisa melakukan pemantauan di situ karena harus izin dari pemiliknya," kata Camat Cilandak Djaharuddin.

Djaharuddin mengakui, sempat kesulitan membersihkan jentik nyamuk lantaran membutuhkan izin dari pemilik lahan yang tidak tinggal di tempat tersebut.

Namun, setelah mendapat izin dari pemilik, jumantik Cilandak sudah rutin melakukan kerja bakti massal sejak pekan lalu selama satu bulan ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com