"Untuk korban meninggal dunia, Alhamdulillah tidak ada. Namun, korban luka ada tiga orang. Luka ringan saja. Tidak ada korban meninggal dunia," kata Rosana, saat ditemui di lokasi kebakaran, Selasa.
Bambang menyebutkan, para korban kebakaran telah dievakuasi ke tempat pengungsian yang berada di kantor Kelurahan Jembatan Lima yang terletak tidak jauh dari lokasi kejadian.
"Mereka kita tempatkan di pengungsian di kantor lurah, di sana ada dua, di aula lantai 1 dan 2. Kenapa di sana, karena memang tempatnya enak dan nyaman," kata Bambang.
"Selain itu, BPBD juga menempatkan pos pengungsian, berupa tenda pengungsian termasuk Baznas, dan tenda kesehatan," lanjut dia.
Untuk kebutuhan para pengungsi disalurkan melalui Suku Dinas Sosial Jakarta Barat dan beberapa bantuan dari instansi lain seperti Polsek Tambora.
Baca juga: Kisah Pilu Pengemudi Ojol Korban Kebakaran Tambora: Sepeda Motor Hangus, Tak Ada Harta Tersisa
Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, Suprapto mengatakan, pihaknya menyiapkan makanan siap saji selama 7 hari ke depan.
"Kami menyiapkan makanan siap saji sebanyak 300 porsi setiap dua kali sehari. Makanan tersebut disalurkan hingga 7 hari ke depan," kata Suprapto saat dihubungi, Selasa.
Selain itu, bantuan logistik juga diberikan berupa 50 lembar selimut, 30 lembar matras, 50 lembar handuk, 12 lembar perlak bayi, 20 potong daster, 20 potong kaos oblong, 20 set mukena, 20 buah sarung dan sajadah, 3 dus biskuit, dan puluhan set pakaian sekolah.
Sementara itu, berdasarkan pemeriksaan sementara, Rosana menduga, api muncul akibat korsleting di sebuah bangunan kontrakan yang tidak dihuni.
"Diduga, penyebab awal kebakaran akibat korsleting listrik dari salah satu rumah. Pemilik rumah untuk sementara kami mintai keterangan di kantor," kata Rosana.
Kendati demikian, Rosana mengatakan masih akan melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Warga setempat, Iang (26), mengatakan bahwa rumah yang diduga menjadi lokasi awal kemunculan api merupakan rumah kontrakan kosong.
Baca juga: 48 Rumah Hangus, 300 Jiwa Terdampak Kebakaran di Tambora
"Jadi rumah ini dulunya kontrakan dua lantai, semipermanen, atasnya kayu tripleks. Sudah lama kosong, bertahun-tahun," kata Iang yang juga menjadi korban kebakaran.
Saat kejadian, Iang yang tinggal tepat di depan kontrakan tersebut mengatakan mendengar suara percikan api beberapa kali. Namun, Iang menduga itu suara yang dibuat manusia.
"Tiga kali saya tengok, enggak ada orang. Tiba-tiba ada yang teriak kebakaran. Saya keluar rumah, api sudah gede banget di situ," kata Iang menunjuk arah lantai dua kontrakan yang sudah tidak ada tersebut.